Dalam telaga itu aku melihat wajahnya, Kala senja menemukan peraduannya, Ketika nelangsa menyapa hati ini, Dia tiba-tiba datang dan terseyum manis.
Engkaukah Gadis Nirwana itu?, Yang dikirim Tuhan untukku, Sebagai tempat perkongsian hidup,Kutatap lagi air dalam telaga, wajahnya masih terlihat, Kali ini benar-benar semakin nyata.
Kucoba untuk menjabat tangannya, Ku ulur lagi tanganku kehadapannya, Namun tak jua ku gapai, Aku terperanjat dengan tangan yang basah ditepi telaga.
Ternyata aku baru saja terbuai dalam mimpi, Gadis Nirwana menghilang begitu saja, Hanya terlihat telaga biru yang memanjakan mata.
Banda Aceh, 09 Juli 2020
Moehib Aifa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H