“Oh, tidak, Dok! Sementara penjelasan dokter sudah cukup,” jawabku sambil tersenyum.
“Kalau bagitu, saya mau kembali ke ruang Poly rawat jalan dulu,” kata dokter itu seraya bangkit dan keluar, cepat-cepat ke ruangnnya.
Aku terdiam, mengingat-ingat petuah yang baru saja diberikan dokter itu seraya bola mataku menatap sosok lelaki yang berperawakan tinggi itu. Ia selalu mengenakan jas putih. Perlahan-lahan dokter ahli jiwa tersebut menghilang dari pandanganku.
“Terima kasih, Dok, atas penjelasan dan nasehatnya,” bisiku dalam hati.
Banda Aceh, 11 Oktober 2011
Oleh: Moehib Aifa, Perawat Rumah Sakit Jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H