Mohon tunggu...
Modest Sheeran
Modest Sheeran Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Freelance, Penulis/Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Untuk memahami Dunia : Baca Buku Untuk memahami Diri Sendiri : Menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Qris Cross - Border Wujud Implementasi Transformasi Digital Asean dalam Kerja Sama

10 Februari 2024   16:26 Diperbarui: 10 Februari 2024   16:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Qris Cross - Border Wujud Implementasi Transformasi
Digital guna Meningkatkan Kerja Sama  Ekonomi Negera -
Negara Asean


karya : Modesta Seran Bouk

Ekonomi yang kurang stabik telah mengubah tatanan kehidupan dan perilaku di masyarakat.Salah satunya adalah perilaku dalam berbelanja. Menurut Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki yang dilansir dari Liputan 6, terjadi peningkatan belanja online selama pandemi Covid-19 sebesar 26% dengan 3.1 juta transaksi per hari. Sehingga transaksi yang terjadi Rp632 triliun,
bahkan diprediksi akan terus naik hingga Rp 4.531 triliun.

 Perubahan perilaku masyarakat Indonesia dalam berbelanja juga
mempengaruhi dalam hal pembayaran yang akan lebih sering berbasis digital.
Hal ini bisa dilihat dari semakin maraknya perusahaan fintech di Indonesia.
Oleh sebab itu, dikarenakan semakin banyaknya perusahaan penyelenggara
jasa sistem pembayaran seperti contohnya OVO, Gopay, Dana, dll,
pemerintah melalui Bank Indonesia menerbitkan Qris dalam hal ini
Qris Cross- Border.

QRIS (dibaca KRIS), merupakan akronim dari Quick Respons Code Indonesia Standar. Menurut Bank Indonesia
QRIS Cross- Border merupakan
penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP). Dengan kata lain QRIS digunakan sebagai QR Code

yang menyatukan berbagai macam QR, sehingga konsumen tetap bisa
bertransaksi meskipun aplikasi pembayaran yang dimiliki berbeda dengan
aplikasi pembayaran milik penjual. Dengan QRIS semua pembayaran akan
lebih praktis, efisien, dan aman karena masyarakat tidak perlu lagi
membawa uang tunai yang berpotensi menimbulkan tindak kriminalitas dan sebagai penjual tidak perlu khawatir akan penggunaan uang palsu. Selain itu,
konsumen juga tidak perlu mengunduh banyak aplikasi untuk pembayaran
digital

QRIS Coss - Border Membantu Peningkatan Ekonomi Digital Negara -Negara ASEAN Februari 2023, pengguna Sejak mulai diefektifkan secara nasional pada 1 Januari 2020 hingga QRIS Cross - Border menurut data dari BI sudah mencapai 30,87 juta pengguna dengan jumlah pedagang/merchant yangvmendaftar QRIS hingga mencapai angka 24,9 juta dan nominal transaksi yang terjadi mencapai Rp12,28 triliun. Hal ini sesuai dengan Studi Google Temasek,
Bain & Company (2022) yang dikutip dari laman website Kemenko RI dimana menyatakan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tumbuh 22% hingga
mencapai USD 77 miliar, sehingga membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN karena 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. 
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan saat ini di Indonesia memiliki lebih dari 2.400 perusahaan startup yang membuat Indonesia menjadi negara ke-6 dengan jumlah perusahaan start-up terbanyak di dunia, penetrasi internet yang sudah mencapai 76.8%, serta dominasi generasi milenial dan generasi Z di Indonesia.

Konektivitas Pembayaran Digital di ASEAN melalui QRIS Cros- border
KTT ke-42 ASEAN 2023 yang
diselenggarakan di Labuan Bajo sekaligus
menjadi forum untuk membahas mengenai konektivitas pembayaran regional ASEAN (Regional Payment Connectivity/RPC) dan Transaksi Mata Uang Lokal masing-masing negara (
Local Currency Transaction/LCT). Melansir dari Tempo.co, Jokowi menuturkan bahwa pembahasan mengenai pengembangan QRIS Cross - Boder ini menjadi bagian penting dalam KTTASEAN tahun ini.
Pada Agustus 2022, Indonesia telah sepakat menjalin konektivitas pembayaran regional dengan
 Thailand menggunakan QRIS Cross - Border. Selanjutnya Indonesia juga
akan mengajak negara ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina
untuk meningkatkan konektivitas pembayaran regional melalui
QRIS. Meskipun bukan hal yang mudah untuk mengimplementasikan hal ini, tetapi apabila konektivitas pembayaran digital ini bisa diterapkan di seluruh negara ASEAN, maka ASEAN akan menjadi kawasan regional yang lebih kuat dan
mandiri. Jokowi dalam pidatonya pada Festival Keuangan Ekonomi Digital 2023
yang dilansir dari Bisnis.com mengatakan harapannya agar QRIS Cross -Border antarnegara dan Kartu Kredit Indonesia bisa menjadi pendorong kenaikan transaksi UMKM baik melalui penjualan produk, maupun perluasan akses ke pasar internasional.Dengan kerjasama ini, para pemimpin ASEAN berkomitmen untuk memperdalam integrasi dan stabilitas keuangan sebagai fondasi integritas kekuatan ekonomi regional ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun