Awal Berjuang Melawan Ketertinggalan
Tak terasa perbincangan Natha dengan Mbak Hana sudah cukup lama, ketika salah satu ibu-ibu menawarkan wedang jahe hangat yang terasa nikmat sangat, membalut tubuh dari sejuk hawa hutan yang masih pekat. Jahe adalah salah satu tanaman rempah yang selain bermanfaat sebagai bumbu dapur, obat herbal juga tak kalah pentingnya seperti sayur-mayur yang juga sedang dipanen di Dusun oenaek saat itu, kegiatan tersebut adalah cara masyarakat Dusun Oenaek memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-sehari yang bukan berprofesi sebagai pegawai negeri, mereka memilih bercocok tanam demi ketahanan pangan, papan dan juga sandang. Hasil dari bercocok tanam itu kemudian dijual lagi ke pasar-pasar setempat, atau sebagai usaha mikro kecil menegah (UMKM). Masyarakat lebih memilih hal itu, karena denga bercocok tanam banyak manfaat sekali jalan, ya selain ekonomi, kesehatan lingkungan juga tetap terjaga.
Berbicara mengenai kesehatan lingkungan, salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim, Perubahan iklim terjadi dimana-mana, dan datang kapan saja mengharuskan masyarakat  dan pemerintah bekerjasama mengatisipasi dengan membuat kebijakan ekonomi hijau, Pemerintah memusatkan perhatian penuh pada kebijakan melalui pembangunan Rendah karbon.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan rencana ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama transformasi ekonomi dalam jangka menegah panjang untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19, serta mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, melalui kebijakan rendah karbon. Indonesia berkomitmen untuk mengirangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2023, hal tersebut dikemukan oleh Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Arilangga Hartanto, saat menjadi keynote speaker di acara "Edheroes Forum Oceania: Australia Chapter". Beberapa waktu yang lalu.
Pertumbuhan ekonomi hijau yang tangguh adalah dengan tidak mengesampingkan permasalahan lingkungan, pertumbuhan ekonomi hijau sebenarnya tergantung dari mana cara kita menghargai alam, dalam hal ini adalah lingkungan itu sendiri, mengedepankan pembangunan rendah karbon serta insklusif secara sosial. Dalam ekonomi hijau, perusahaan masih fokus pada kebijakan-kebijakan yang bertujuan menghindari dampak buruk terhadap lingkungan sekitar, apalagi dengan adanya pembangunan pabrik, tambang, perkantoran dan lain sebagainya yang membuat lingkungan terancam dimana-mana, keadaan inilah yang akan mempengaruhi perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan energi baru pada skala nasional maupun skala global. salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi perubahan iklim melalui penandatangan Paris Agreement sebagai bentuk keterlibatan dalam komitmen global untuk menanggulangi perubahan iklim.
Generasi muda yakni kita sendiri yang akan mewarisi bumi kita diharapkan dapat mengambil peran penting dalam menjadi agen perubahan lewat pengorganisasian kegiatan kolegtif dan meningkatkan kesadaran untuk berbagai pengetahuan dan mempromosikan tindakan yang diperlukan untuk masa depan.
Nah, disini juga peran keluarga sangat dibutuhkan. Peran keluarga dalam mengajar generasi muda sangat penting untuk masa depan planet kita. Mengajari anak-anak kita dari hal-hal kecil seperti mendaur ulang, membuat kompos, makan lebih banyak makanan tanpa daging akan membentuk masa kecil mereka. Anak muda yang didorong dan didukung untuk menjadi sukarelawan untuk kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan.
Pembangunan rendah karbon merupakan salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan rendah karbon juga menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia maju 2045 dan menjadi nol emisi pada 2060.
Transformasi ekonomi Indonesia menjadi ekonomi hijau merupakan salah satu strategi agar Indonesia dapat keluar "Middle Income Trap" Ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial dan tetap menjaga kualitas lingkungan.
Implementasi kebijakan "Net Zero Emission" melalui pembangunan rendah karbon dapat diwujudkan dengan melakukan transisi menuju ekonomi hijau. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dan diperlukan kesepakatan yang solid dari semua pihak. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan keluarga sangat dibutuhkan.