[caption id="attachment_229276" align="aligncenter" width="663" caption="Gapura “Selamat Tahun Baru Imlek 2564 & Grebeg Sudiro Pasar Gede” (Photo by Aris Jati Setiawan)"][/caption]
Tahun Baru Imlek merupakan moment yang penting bagi warga Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek diawali pada hari pertama bulan pertama dan berakhir pada hari ke lima belas yang disebut Cap Go Meh. Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun". Pada tahun ini tahun baru imlek jatuh pada tanggal 10 Februari 2013, dan cap go meh jatuh pada tanggal 24 Februari 2013.
[caption id="attachment_229277" align="alignleft" width="297" caption="Hiasan replika Naga (Photo by Aris Jati Setiawan)"]
Di Solo malam tahun baru Imlek dirayakan dengan sangat meriah di kawasan Pasar Gede Hardjonagoro. Kawasan Pasar Gede merupakan daerah pecinan sejak sebelum berdirinya keraton Kasunanan Surakarta. Di sebelah selatan Pasar Gede terdapat klenteng yang telah berusia ratusan tahun yakni kelenteng Tien Kok Sie. “Klenteng ini dibangun pada 1745, bersamaan dengan berdirinya Keraton," kata humas klenteng Tien Kok Sie, Aryanto Wong. Seiring berjalannya waktu, terjadi akulturasi budaya antara warga pribumi dengan keturunan Tionghoa. Warga pribumi pun juga ikut menyambut tahun baru Imlek dengan kegiatan Grebeg Sudiro yang digelar oleh warga kampung Sudiroprajan pada tanggal 3 Februari 2013 dengan fasilitas dari kantor kelurahan setempat. Grebeg biasanya merupakan kirab gunungan yang berisi hasil bumi, kali ini gunungan tersebut berisi kue kranjang yang merupakan sajian khas pada saat tahun baru Imlek.
[caption id="attachment_229278" align="alignright" width="270" caption="Sembahyang (Photo by Aris JAti Setiawan)"]
Hari Sabtu tanggal 9 Februari 2013 perayaan tahun baru Imlek di klenteng Tien Kok Sie diawali dengan penyalaan Thiam Ting, dalam acara ini masyarakat Tionghoa menyalakan lampu minyak yang bertuliskan nama-nama mereka atau nama kerabat/anggota keluarga yang sudah meninggal. Maksud dari penyalaan Thiam Ting ini adalah supaya ada jalan terang di kehidupan di tahun yang baru. Lampu minyak ini dinyalakan selama 15hari hingga Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal 24 Februari 2013. Kemudian dilanjutkan dengan upacara mandi Buddha karena tahun baru Imlek yang jatuh pada hari pertama bulan pertama sekaligus merupakan hari lahir Bhikksu Tai yang dipercaya sebagai pra-inkarnasi Buddha Maitreya. Patung-patung dewa dan dewi yang ada di kelenteng Tien Kok Sie dibersihkan dalam upacara mandi Budha ini.
[caption id="attachment_229281" align="alignleft" width="302" caption="Pasar Gede di malam tahun baru Imlek 2564 (Photo by Aris Jati Setiawan)"]
Di sekitar kawasan Pasar Gede dan klenteng Tien Kok Sie dihiasi dengan 1.000 lampion merah beraneka bentuk, ada yang berbentuk bulat, bulan dan replika ular air. Lampion – lampion tersebut dinyalakan selama satu bulan sejak beberapa hari sebelum Imlek sampai cap go meh tanggal 24 Februari 2013. Filosofi lampion bagi masyarakat Tionghoa adalah sebagai penerang jalan, apabila seseorang secara finansal dan mental sudah kuat, maka hal terpenting yang dibutuhkan adalah penerangan. Di ujung deretan lampion terdapat gapura merah bertuliskan “Selamat Tahun Baru Imlek 2564 & Grebeg Sudiro Pasar Gede”. Selain itu terdapat juga pohon angpao setinggi 4meter yang dipasang di depan klenteng Tien Kok Sie.
[caption id="attachment_229282" align="alignright" width="281" caption="Pertunjukan Barongsai (Photo by Aris Jati Setiawan)"]
Di depan klenteng digelar aneka kesenian etnik Tionghoa, antara lain wayang bernuansa Cina, dan tarian Barongsai dan Liong. Liong dipercaya mendatangkan berkah dan keselamatan, sedangkan Barongsai dipercaya sebagai penolak bala dan pengusir energi negatif.
[caption id="attachment_229283" align="alignleft" width="184" caption="Wayang dengan nuansa Cina (Photo by Aris Jati Setiawan)"]