Menurut Internasional Coaching Federation, Coaching sebagai bentuk kemitraan dengan klien dalam proses pemikiran yang memprovokasi dan kreatif dalam menginspirasi mereka untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional mereka.
     Menurut KBBI, Caoching adalah pendampingan. Coaching adalah proses pendampingan atau percakapan yang memiliki makna untuk mendorong atau memprovokasi pemikiran dan ide kreatif untuk memaksimalkan potensi baik individu maupun professional menuju tujuan yang diinginkan.
    Didalam pendidikan pendekatan coaching dalam supervise akademik  memberikan alat dan keterampilan kepada individu untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan mereka sendiri. Supervisi akademik memberikan dukungan kepada tenaga pengajar untuk mejadi lebih efektif dalam pengajaran mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan  serta menemukan potensi siswa, hal ini seturut dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.
    Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun" tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik dalam mendorong tumbuhnya kompetensi sebagai pemimpin pembelajar yang bermuara untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Refleksi Pembelajaran Modul 2.3
- Refleksi Pembelajaran Coaching untuk Supervisi Akademik dalam peran saya sebagai coach di sekolah.
Dalam Pembelajaran modul 2.3, Peran saya sebagai coach di sekolah, pada modul 2.2 CGP melakukan coach dalam  In House Training kepada rekan sejawat yang dilanjutkan dengan menberikan pengimbasan praktik baik untuk meningkatkan Keterampilan Sosial dan Emosional rekan guru di sekolah. Dalam mewujudkan pembelajaran yang bepihak pada anak, diperlukan pengembangan strategi pembelajaran dan keterampilan mengajar, di sini peran saya sebagai coach membantu rekan guru untuk mengembangkan strategi tersebut. Kompetensi murid yang hendak dicapai bukan hanya mencakup pencapaian akademis saja, tetapi juga perkembangan sosial dan emosional. Keterampilan coaching yang sudah saya pelajari memungkinkan untuk membantu pemimpin pembelajar menerapkan pembelajaran berdiferensiasi  dan meningkatkan keterampilan sosial emosional murid. Sehingga tercipta lingkungan kelas yang mendukung perkembangan siswa untuk menemukan potensi, bakat serta minat siswa.
- Keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajarÂ
Keterampilan coaching sangat terkait dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan pemberian coaching yang berpegang pada paradigma coaching dan prinsip coaching untuk supervisi akademik akan dapat mendorong pemimpin pembelajar an untuk selalu melakukan evaluasi dan refleksi serta menemukan solusi atau ide-ide baru dalam pembelajaran sehingga pemimpin pembelajar mampu menemukan potensi positif dalam dirinya maupun potensi klain di sekelilingnya. Suatu perubahan  positif yang muncul atas inisiatif atau refleksi akan bertahan lama serta berjangka panjang dan memberikan kesan mendalam ketika berhasil diterapkan. Kemampuan coaching guru sebagai pemimpin pembelajaran juga harus selalu di asah serta ditingkatkan untuk supervisi akademik yang dilakukannya.
PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR
- Pengalaman/ materi pembelajaran yang baru saja saja diperoleh
     Coaching untuk supervisi akademik bagi saya bukan merupakan hal yang baru. Karena saya sudah beberapa kali di coaching ( menjadi coachee) oleh pengawas atau pimpinan sekolah dan pernah juga menjadi coach untuk rekan guru lain. Tetapi untuk pemahaman coaching yang saya pahami selama ini ternyata berbeda dengan yang saya pelajari pada modul 2.3.
    Saat dulu akan diadakan coaching untuk supervisi akademik, tidak pernah ada kegiatan pra observasi hanya ada penilaian untuk kelengkapan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran ( RPP ). Coaching dilakukan hanya mengamati kegiatan pembelajaran kemudian pengamat mengisi instrumen supervisi yang sudah dipersiapkan, setelah kegiatan supervisi ada pertemuan untuk pelaksanaan penilaian berdasarkan hasil pengamatan yang disampaikan kepada coachee serta tindak lanjutnya atas hasil pengamatan. Tindak lanjut diberikan oleh coach yang berupa saran atau masukan untuk perbaikan pembelajaran.
     Setelah Pembelajaran Modul 2.3 . Saya baru memahami bahwa Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee ( Grant, 1999)