Perubahan merupakan satu hal yang kadang tidak bisa dihindari. semua hal di dalam kehidupan pastilah banyak yang akan mengalami perubahan. baik yang berubah secara perlahan ataupun yang tiba-tiba datang dan merubah semua. lalu bagaimana kita dalam menghadapi perubahan tersebut? apakah kita hanya diam dan menyaksikan tanpa berbuat sesuatu? atau berusaha belajar dan melakukan sesuatu mengikuti perubahan itu ?
Terkadang untuk berubah memang membutuhkan perjuangan, menyesuaikan diri dengan hal yang baru dan berusaha keluar dari zona nyaman yang selama ini sudah menetap di dalam diri sekian waktu lamanya. Terkadang berubah juga merupakan suatu tuntutan. tuntutan pekerjaan, tuntutan perkembangan zaman, tuntutan keadaan yang memaksa maupun tuntutan dari musibah yang datang. Seperti saat ini dalam keadaan wabah yang melanda dunia menyebabkan semua dituntut untuk berubah.Â
Salah satu bidang yang mengalami perubahan adalah bidang pendidikan. Hakikatnya pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara pendidik, peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkup belajar. Namun pada masa pandemi terdapat perubahan yang cukup dinamis yang terjadi. Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara offline kini harus dilakukan secara online, yang biasanya pembelajaran secara sinkronus kini menjadi asinkronus.Â
Hal tersebut merupakan tantangan untuk seluruh stakeholder yang ada. karena pada dasarnya pembelajaran adalah sepanjang hayat terutama untuk seorang pendidik. seorang pendidik harapannya dapat terus mengupgrade ilmu yang dimiliki, makin memahami perkembangan teknologi dan memahami perkembangan tingkah laku para peserta didiknya. maka Prof. Dr. Indrajit mengatakan bahwa "guru Abad 21 harus memiliki Growth Mindset, Agile Process, dan Creative Thinking". Guru dituntut untuk memiliki pola pikir yang terbuka untuk dapat menghadapi tantangan zaman, guru juga harus memiliki kemampuan untuk merancang proses pembelajaran dan tentu saja harus memiliki kreatifitas yang tinggi.
Pada dasarnya tuntutan pembelajaran pada saat ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat memiliki  kemampuan untuk Learn how to learn (belajar caranya belajar), memiliki kecerdasan dan menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya.  Tentunya hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi pribadi yang mandiri dalam kehidupannya yang amat dinamis dan mendorong guru untuk terus belajar dan berubah karena ketika seorang guru berhenti belajar, maka pada hakikatnya dia telah berhenti menjadi seorang guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H