Mohon tunggu...
Moch. Wahyudi
Moch. Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Konten sajian yang diharapkan berguna untuk asupan pengetahuan bagi rekan-rekan guru dan para pecinta literasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai solusi atas Ragam Gaya Belajar Siswa

15 Juni 2024   06:26 Diperbarui: 18 Juni 2024   22:46 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diferensiasi konten

Diferensiasi proses

Diferensiasi produk

  • Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat, profil belajar murid yang berbeda ata kombinasi tingkat kesiapan, minat dan profil belajar.
  • Proses adalah bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi/materi yang diajarkan. Proses yang dipersiapkan berupa kegiatan kelompok atau individu dan seberapa banyak bantuan yang diberikan kepada murid.
  • Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan: Kegiatan berjenjang dimana murid membangun pemahaman dengan kompelsitas pertanyaan pemandu dan tantangan, agenda individual untuk murid (daftar tugas berbeda antara tugas umum dan individu variasi waktu/lamanya waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas sesuai kesiapan dan minat belajar, membangun variasi strategi belajar, menggunakan pengelompokan yang fleksibel.
  • Diferensiasi produk adalah hasil kerja dan unjuk kerja yang diharapkan dari murid atau yang harus murid tunjukkan kepada guru. Produk harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sebelum menentukan produk belajar, perlu membertimbangkan kebutuhan belajar murid meliputi ekspektasi murid, kualitas, konten dan sifat produk akhir.

Bagaimana kaitan antara materi Pembelajaran berdiferensiasi dengan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya positif?

Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Kodrat atau potensi setiap anak atau murid berbeda satu dengan yang lainnya dan tugas guru adalah menuntun kodrat tersebut dan bukan mengubahnya. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan harus menghargai perbedaan dan memerdekakan murid tumbuh dan berkembang dan belajar sesuai keinginan dan kemampuan mereka yang dalam proses belajarnya dilengkapi dengan dukungan oleh pengajar sesuai kebutuhan masing-masing murid secara individu.

Dalam hal ini tugas pengajar lebih dititikberatkan pada pemberian perhatian terhadap minat, bakat dan kemampuan murid serta memberikan dukungan yang diperlukan tanpa mengurangi keinginan murid untuk bertumbuh dan berkembang. Dengan menyadari keberagaman dan keunikan pada setiap individu, maka guru harus mengajar mereka secara berdiferensiasi. Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara ini merupakan dasar dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi.

Salah satu peran guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan murid, yaitu membantu para murid ini untuk mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk belajar, juga mendidik karakter murid di sekolah. Agar kepemimpinan murid ini dapat tercapai, perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan belajar individu yang berbeda.

Jika kebutuhan belajar murid terpenuhi, maka pembelajaran tersebut memunculkan motivasi. Murid yang termotivasi belajar akan mampu mencapai prestasi belajar yang maksimal, sehingga visi dan misi sekolah terwujudnya murid-murid yang memiliki profil pelajar pancasila akan terwujud.

Penanaman profil pelajar pancasila nantinya akan diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan di kelas-kelas maupun beberapa pembiasaan yang dilakukan secara protokoler di sekolah. Pembelajaran diferensiasi akan secara maksimal dapat diterapkan di sekolah maupun di kelas jika didukung dengan penerapan budaya positif.

Akhirnya, seorang guru dapat mempraktikan empat aspek atau tahapan tertulis di atas sebagai panduan dalam mengimplimentasikan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas. Dengan demikian, simpulan yang bisa ditulis adalah pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan melalui moda yang heterogen, baik itu dengan memilih salah satu dari diferensiasi konten, proses, produk, dan lingkungan pembelajaran, atau menerapkan kesemua aspek dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, hal ini ini disesuikan dengan rencana dan tujuan yang dibuat oleh seorang guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun