Tahapan kedua adalah Proses
Ranah ini merupakan buaran interpretasi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar atas sajian tujuan materi pembelajaran yang sudah diinformasikan oleh guru. Dalam praktik diskusi kelompok, atau individu peranan guru dalam aspek ini melakukan observasi dan kemudian hendaknya memberikan bantuan kepada kelompok atau individu siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai pemandu.
Tahapan ketiga adalah Produk
Hasil produk yangtercipta dalam sebuah karya, meskipun dalam ragam bentuk dan model. Tetapi kemudian menjadi sama dalam tujuan materi pembelajaran yang di ajarkan dalam waktu tertentu. Diferensiasi produk ini menjadi tagihan guru atas kelompok atau individu siswa, sehingga dengan karya tersebut seorang guru dapat melakukan penilaian.Â
Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi proses penilaian memegang peranan yang sangat penting. Soerang guru diharapkan memiliki pemahaman yang berkembang secara terus menerus tentang kemajuan akademik siswa, agar kemudian ia bisa merencanakan pembelajaran sesuai dengan kemajuan tersebut.Â
Tomlinson & Moon (2013: 18) mengatakan bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan, mensintesis, dan menafsirkan informasi di kelas untuk tujuan membantu pengambilan keputusan guru. Ini mencakup berbagai informasi yang membantu guru untuk memahami murid mereka, memantau proses belajar mengajar, dan membangun komunitas kelas yang efektif.
Tahap akhir dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar digunakan seorang guru untuk mengetahui dan identifikasi kondisi fisik dan psikologis dalam kelas. Suasana kelas yang mendukung pembelajaran akan memfasilitasi siswa untuk belajar secara kelompok atau individu. Sehingga peranan guru sebagai pemimpin pembelajaran menjadi sangat penting dalam menjaga kondusivitas kelas selama proses pembelajaran diberjalankan.Â
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlison, 2001:45). Memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid bukan berarti guru harus mengajar 30 orang murid dengan 30 cara yang berbeda atau memberikan jumlah soal lebih banyak kepada murid yang bekerjanya lebih cepat dari yang lainnya.
Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan murid yang pintar dengan yang pintar dan murid yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.