Mohon tunggu...
Moch Thariq Shadiqin
Moch Thariq Shadiqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan Swasta kadang kuliah pascasarjana di pleburan, kadang nulis, kadang tidur

Hi, my name is Moch Thariq Shadiqin, call me Thariq. I was born on Februari 2000. Hit me up in instagram @thariqshadiqin_ | email : mochthariq24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Don't Judge a Book by Its Cover", Sebuah Ungkapan yang Tak Lekang oleh Waktu

31 Januari 2024   20:49 Diperbarui: 1 Februari 2024   09:16 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kemunculan pertama kali 80 tahun silam, ungkapan "jangan menilai buku dari sampulnya" yang berasal dari edisi 1944 African Journal of American Speech masih sangat relevan. Tak hanya sekali penulis mendapatkan pelajaran dari pepatah ini.

Cerita ini bermula dari teman saya  yang memiliki orangtua bekerja di salah satu bank swasta di tanah air sebut saja Bank B**. Layaknya remaja yang sering bercengkrama setelah pulang sekolah, kami berdua senang singgah di kedai kopi. 

Saat ingin bergegas pulang,  sorot mata memandang bapak-bapak paruh baya berpakaian oranye sedang memarkir kendaraan pengunjung kedai kopi dengan rapi bak showroom dealer motor. Lantas teman saya menghampiri memberi selembar uang kertas Rp. 1000 serta mengatakan "terimakasih ya pak". Dijawab oleh bapak itu "terimakasih ya, sehat terus ya mba lancar sekolahnya"

Sontak dalam hati saya terkejut dan bertanya

Thariq : "kenapa kamu mengatakan terimakasih kepadanya ? Bukankah sudah impas uang yang kita berikan atas jasa yang diberikan ? Toh kita juga tidak mengharapkan adanya bapak berompi oranye itu ada di sini...."

Tak lama dengan nada lembut ia menjawab 

Sarah : "kamu gaboleh begitu, uang seribu tadi sangat berharga untuknya". 

Thariq : "Bagaimana kamu tau sarah ? 

Sarah : "Riq, inget ga setelah kita ngasih selembar uang kertas tadi bapaknya bilang apa ? sehat terus ya mba lancar sekolahnya. Padahal kita cuma ngasih uang seribu rupiah lo tapi di doain yang baik-baik"

Thariq :" Iya juga ya, terus kenapa kamu bilang makasih ? 

Sarah : "Riq, meski yang dilakukannya kecil cuma ngrapiin parkir motor kamu dan mindahin helm kita biar ga kehujanan tapi sekarang kita jadi nyaman kan pulang, celana kita gabasah kena tetesan hujan. Kepala kamu juga kering karena helm yang kamu pakai sudah diteduhin sama bapaknya. Seneng lo orang diapresiasi hal sekecil itu"

"Kamu tau ga  sebelumnya aku pernah ke sini sama mamah, dan karena setiap ke sini selalu nyapa bapaknya juga jadi inget kita dan selalu ramah. Sesekali mamah juga ngajak cerita, anaknya lima sekolah semua lo riq"

Thariq : "Oh iya senengya jadi punya temen banyak, tapi kok bisasi kamu se ramah itu meski sama tukang parkir?"

Sepanjang perjalanan pulang  sarah bercerita bahwa ia memiliki orangtua yang berkerja di bank. Konon berbagai penampilan orang pernah ditemui mulai dari yang rapi berjas, bersepatu dan berdasi hingga yang datang hanya memakai kaos celana pendek serta sandal jepit.

Sarah :  "coba kamu tebak nasabah mamah yang ke bank setor uangnya banyak yang rapi pakai jas atau pakai sandal jepit kaos celana pendek?"

Thariq : "pastinya yang pakai jas dan berdasi dong, masa ke bank sandalan jepit"
Sarah : "Ih salah tebakanmu, kata mamah yang setor uangnya banyak itu justru yang pakai sandal jepit sama kaos celana pendek. Mereka bahkan banyak yang nasabah prioritas lo, dateng ke bank sandalan aja tapi setor uangnya banyak"

Thariq : "hah kok bisa?"

Sarah : "bisalah mereka sengaja biar gaketauan mau setor uang banyak, banyak lo nasabah prioritas yang kadang uangnya cuma dibungkus plastik atau karung. Kadang uangnya juga kucel tapi sekali nabung ratusan juga. Kadang mereka cerita kalau ini hasil jualan ayamnya di pasar selama sebulan mau ditabung buat sekolah anaknya, ada juga yang jualan bubur katanya buat naik haji"

Thariq : "berarti kita gabisa ya nilai orang cuma dari luarnya aja, apa yang dia pakai ?"

Sarah : "Iya riq, pernah denger pepatah "Don't Judge a Book by Its Cover" coba kalau mamah ngremehin dia waktu masuk ke bank dengan pakaiannya yang kaosan aja dan sandalan. Gimana kalau kita jutek ? kita gapernah taukan mana yang tau kan mana yang setor uang banyak apa engga? coba kalau kita selalu ramah ke orang ke siapapun, dan selalu senyum. Orang baru masuk aja udah seneng disambut baik"

Dalam hati lantas saya berfikir ternyata kita tidak bisa memandang sebelah mata setiap orang dari tampilannya saja. Kita juga tidak dapat menilai orang dari apa yang dia pakai bahkan apa dia sekarang. Karena kita tidak pernah tau apa dibaliknya dan bagaimana kedepannya. Tetaplah baik kepada siapapun, tanpa pernah mengharap bagaimana kembali,  karena setiap kebaikan yang kita berikan kepada seseorang barangkali sangat berarti bagi kehidupannya meski hanya sebuah senyuman bahkan ungkapan terimakasih.

NB: Sarah hanyalah nama karangan

Kendal, 31 Januari 2024

Moch Thariq Shadiqin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun