Mohon tunggu...
Moch Taufiq Zulmanarif
Moch Taufiq Zulmanarif Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer Mojokerto

Content writer Mojokerto | Kompasianer Malang | Social Media Anthusiast | Agriculture Fresh Graduate | One piece lover ⛵

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terminal Lama

10 Agustus 2024   21:47 Diperbarui: 10 Agustus 2024   21:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Terminal Mojokerto tahun 2024. (dok. Pribadi)

Semilir angin berhembus
Nyiur daun yang berguguran
Lalu lalang bus yang datang dan pergi
Tak lupa ojek dan segala pernak pernik di terminal
.
Serasa sejuk dan tenang.
Ada masa nostalgia yang ada
Sejenak mengingat perjuangan bepergian ke luar kota
Bus kota yang selalu jadi primadona kala pergi kemana juga
.
Kini nasibmu sangat memprihatikan
Banyak yang beralih ke moda transportasi pribadi
Semua orang mungkin sudah baik ekonominya
Namun transportasi umum tetap harus diutamakan Agar tak semakin macet di jalan
.
Entahlah! semoga ada oase,di tengah laju pertumbuhan mobil listrik yang menggebu
Kita semakin sadar bahwa dunia sudah berubah di bidang apapun.
Semua berharap yang terbaik, meski kadang takir berkata lain.
Transportasi umum adalah kunci pemerataan kesejahteraan bagi semua golongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun