Mohon tunggu...
Moch Taufiq Zulmanarif
Moch Taufiq Zulmanarif Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer Mojokerto

Content writer Mojokerto | Kompasianer Malang | Social Media Anthusiast | Agriculture Fresh Graduate | One piece lover ⛵

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Teka-teki Bikin Asyik

27 Oktober 2020   09:58 Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:07 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Teka Teki Silang Sumber : Lazada.co.id

Sebuah kebosanan yang mulai terasa. Rutinitas yang itu-itu saja membuat rasa malas dan stres sedikit naik. Pandemi COVID  19 yang makin menjadi-jadi membuat kita harus kreatif dan inovatif. 

Sebuah upaya untuk menanggulangi dampak dari adanya pandemi. Banyak cara dilakukan oleh masyarakat seperti bersepeda, berkebun, beternak, dan hal-hal produktif lainnya. 

Berbagai cara sudah dilaksanakan dalam rangka mengurangi kebosanan yang melanda. Meski aktivitas sudah berjalan normal kembali meski harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Tetapi pembatasan tetap terjadi agar ledakan kasus tidak terjadi.

Aktivitas bersepeda menjadi tren yang menanjak dan digemari kembali. Meski menarik tapi hanya berlangsung beberapa waktu saja. Orang-orang terlecut akibat arus tren yang ada di media sosial. 

Redupnya tren bersepeda meningkatkan tren lain yakni memelihara tanaman dan ikan hias. Upaya masyarakat yang membuat tren-tren baru menunjukkan bahwa masyakarat dan penulis mungkin sudah jenuh. Upaya untuk mencari kegiatan menyenangkan dan aman menjadi beragam dan bermanfaat.

Upaya menghilangkan kebosanan dengan mengikuti tren memang baik akan tetapi jangan sampai menjadi bumerang terhadap kesehatan keuangan dan mental. Kasus kriminal dan perceraian menjadi berita yang mungkin beberapa kali muncul akibat ketidakmampuan untuk mengerem untuk tidak ikut tren yang ternyata menguras kantong.

Sebuah ketidaksengajaan menemukan beberapa TTS yang berbentuk buku di kardus pindahan kos. Awalnya hanya mengisi beberapa kotak, kok bikin nagih. Kotak demi kotak pun terisis, ternyata sangat mengasyikan. Iya, mengasyikkan karena ada kunci jawaban di bagian belakang TTS tersebut. Beberapa kosakata serta ilmu pengetahuan baru menjadi hal menarik dalam bermain TTS ini. Meski kadang hah heh seperti orang jual keong.

Sebuah cara menghilangkan kebosanan yang kadang bikin puyeng karena tak bisa menjawab. Namun bila dikerjakan bareng dengan pasangan atau teman barangkali bisa jadi opsi yang menarik. Sayangnya beberapa TTS masih mencantumkan Idiom dan singkatan yang sudah berubah. Meski demikian tetap Kunci jawaban TTS Solusinya.

TTS yang saya kerjakan ini saya beli dari tempat fotokopi yang harganya 5000/buku. Cukup murah dan sesuai kantong, tapi bagi sebagian orang bertanya. Mengapa kok beli TTS yang sudah ada jawabannya?. Barangkali mungkin setelah tahu bahwa ada jawabannya saya tak akan membeli. Kemungkinan saya akan lebih memilih mengerjakan TTS dari Koran Kompas atau Jawa Pos yang terbit hari Minggu. Akan tetapi, setelah mengerjakan hampir buku TTS membuat saya tertarik untuk membeli kembali karena ada sensasi untuk mikir dan cocokologi kata.

Menarik bagi kalian yang membaca artikel ini untuk mencoba membeli atau mengerjakan TTS. Mengasah otak di kala kebosanan dan kemalasan melanda. Selain itu juga menjadi altenatif bila sedang mengurangi bermain handphone dan media sosial. Jujur saya sangat merekomendasikan untuk para pembaca mencoba, minimal mengerjakan TTS dari koran Kompas ataupun Jawa Pos yang memberi hadiah kepada pengirim jawaban TTS yang benar.

Beberapa kosa kata serta teka-teki silang yang ada terkadang membuat saya flashback  kembali ke masa dimana belajar soal Tes Potensi Akademik (TPA) dimana mencari kata yang sama atau berkebalikan serta memahami pola yang diminta dari soal. 

TTS bisa jadi opsi bila soal TPA menjenuhkan yang terpola dengan nomer eh tapi sama aja cuma di ganti kotak kotak saja. Bermain dan mengerjakan TTS juga menambah kosa kata baru bagi saya yang terkadang berkutat pada kata yang itu-itu saja. Perbendaharaan kata menjadi penting untuk berkomunikasi atau menulis selain dengan membaca buku pastinya. Sekian dari racun TTS yang saya sampaikan semoga dapat menginpirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun