Sebuah kebosanan yang mulai terasa. Rutinitas yang itu-itu saja membuat rasa malas dan stres sedikit naik. Pandemi COVID Â 19 yang makin menjadi-jadi membuat kita harus kreatif dan inovatif.Â
Sebuah upaya untuk menanggulangi dampak dari adanya pandemi. Banyak cara dilakukan oleh masyarakat seperti bersepeda, berkebun, beternak, dan hal-hal produktif lainnya.Â
Berbagai cara sudah dilaksanakan dalam rangka mengurangi kebosanan yang melanda. Meski aktivitas sudah berjalan normal kembali meski harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Tetapi pembatasan tetap terjadi agar ledakan kasus tidak terjadi.
Aktivitas bersepeda menjadi tren yang menanjak dan digemari kembali. Meski menarik tapi hanya berlangsung beberapa waktu saja. Orang-orang terlecut akibat arus tren yang ada di media sosial.Â
Redupnya tren bersepeda meningkatkan tren lain yakni memelihara tanaman dan ikan hias. Upaya masyarakat yang membuat tren-tren baru menunjukkan bahwa masyakarat dan penulis mungkin sudah jenuh. Upaya untuk mencari kegiatan menyenangkan dan aman menjadi beragam dan bermanfaat.
Upaya menghilangkan kebosanan dengan mengikuti tren memang baik akan tetapi jangan sampai menjadi bumerang terhadap kesehatan keuangan dan mental. Kasus kriminal dan perceraian menjadi berita yang mungkin beberapa kali muncul akibat ketidakmampuan untuk mengerem untuk tidak ikut tren yang ternyata menguras kantong.
Sebuah ketidaksengajaan menemukan beberapa TTS yang berbentuk buku di kardus pindahan kos. Awalnya hanya mengisi beberapa kotak, kok bikin nagih. Kotak demi kotak pun terisis, ternyata sangat mengasyikan. Iya, mengasyikkan karena ada kunci jawaban di bagian belakang TTS tersebut. Beberapa kosakata serta ilmu pengetahuan baru menjadi hal menarik dalam bermain TTS ini. Meski kadang hah heh seperti orang jual keong.
Sebuah cara menghilangkan kebosanan yang kadang bikin puyeng karena tak bisa menjawab. Namun bila dikerjakan bareng dengan pasangan atau teman barangkali bisa jadi opsi yang menarik. Sayangnya beberapa TTS masih mencantumkan Idiom dan singkatan yang sudah berubah. Meski demikian tetap Kunci jawaban TTS Solusinya.
TTS yang saya kerjakan ini saya beli dari tempat fotokopi yang harganya 5000/buku. Cukup murah dan sesuai kantong, tapi bagi sebagian orang bertanya. Mengapa kok beli TTS yang sudah ada jawabannya?. Barangkali mungkin setelah tahu bahwa ada jawabannya saya tak akan membeli. Kemungkinan saya akan lebih memilih mengerjakan TTS dari Koran Kompas atau Jawa Pos yang terbit hari Minggu. Akan tetapi, setelah mengerjakan hampir buku TTS membuat saya tertarik untuk membeli kembali karena ada sensasi untuk mikir dan cocokologi kata.
Menarik bagi kalian yang membaca artikel ini untuk mencoba membeli atau mengerjakan TTS. Mengasah otak di kala kebosanan dan kemalasan melanda. Selain itu juga menjadi altenatif bila sedang mengurangi bermain handphone dan media sosial. Jujur saya sangat merekomendasikan untuk para pembaca mencoba, minimal mengerjakan TTS dari koran Kompas ataupun Jawa Pos yang memberi hadiah kepada pengirim jawaban TTS yang benar.