Lamunanmu membuat kacau pikiranku
Rona senyum di pipi tak kuasa ku lihat
Cahaya sore yang begitu cerah
Tak mampu menahan wajah yang rupawan
Sejujurnya aku ingin berkenalan denganmu
Jalan yang panjang dan panas pun tak apa,
asal dengan mu semua bahagia
Rasa-rasanya kita cocok pikirku
Tak tau ilmu apa yang kupakai
Cocokologi dan ilmu ngawur yang tak punya dasar
Ku tak paham ini suka atau hanya sekedar mengagumi
Kumis tipis yang menggelora
di tengah macetnya kota Surabaya
Terima kasih Tuhan atas waktu yang kau beri
Tak kan ku sia-siakan kesempatan berharga ini
Lalu lalang kendaraan layaknya orkestra klasik yang merdu
Membuat seakan lupa ini Surabaya
Kota metropolitan dengan riuh dan ramainya kendaraan
Bersama pula panas yang tak terukur di kala terik menyapa
Tak terasa bus cinta pun telah tiba di terminal rindu
Harapan, cinta, impian dan jutaan senyum merekah
Jalan selanjutnya adalah tentang sebuah ikatan dan janji
Obrolan kecil yang menjadi candu serta rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H