Mohon tunggu...
Mochtar PurwoNugroho
Mochtar PurwoNugroho Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Saya adalah mahasiswa lulusan S2 pendidikan fisika UNY dan telah menyelesaikan PPG Prajabatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Majalah Dinding sebagai Solusi untuk Memperkaya Lingkungan Literasi

28 Oktober 2023   23:35 Diperbarui: 28 Oktober 2023   23:39 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada abad 21 kemampuan literasi sangat perlu dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan literasi yang dimiliki peserta didik dapat menunjang kehidupan peserta didik menjadi lebih baik. Literasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis atau kadang disebut dengan istilah 'melek aksara' atau keasksaraan (Harras, 2011) Pemerintah Indonesia sedang menggencarkan budaya literasi untuk masyarakat Indonesia. Budaya literasi dapat dimulai pada lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat umum.

Literasi pada tingkat sekolah dapat dilakukan dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang telah diprogramkan oleh pemerintah untuk sekolah. Gerakan Literasi Sekolah atau biasa dikenal GLS merupakan suatu gerakan inovatif Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan generasi yang literat. 

Untuk itu dibutuhkan keterlibatan dari berbagai elemen pendidikan (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll. 

Salah satu implementasi GLS tertuang dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015, yaitu penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca. 

Hal itu bertujuan untuk menanamkan nilai budi pekerti yang baik di bangku sekolahan. Pembiasaan kegiataan membaca 15 menit sebelum pembelajaran sudah di terapkan di tempat mahasiswa PPL di SMA Negeri 1 Bantul. 

Sekolah sudah mengagendakan kegiatan tersebut mulai pukul 07.00 -- 07.15 WIB. Kegiatan 15 menit menit bukan sekedar membaca saja, akan tetapi peserta didik diminta untuk menceritakan kembali bacaannya di depan secara terjadwal. Jadi kegiatan tidak hanya sekedar membaca, tetapi peserta didik perlu memahami isi bacaan yang dibaca.

Literasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan lingkungan yang literat. Lingkungan sekolah dan kelas literat adalah lingkungan sekolah dan kelas yang kaya dengan media kebahasaan dan cetakan. Lingkungan yang literat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar literasi (Aminah, 2021). 

Banyak media yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menciptakan lingkungan literat di sekolah. Contoh lingkungan yang literat adalah adanya poster-poster, tulisan-tulisan motivasi, karya-karya peserta didik, majalah dinding, pojok baca, dan lain-lain. 

Salah satu media lingkungan literasi yang dapat digunakan adalah majalah dinding. Menurut Nursisto (2005) majalah dinding (mading) adalah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana. prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau yang sejenisnya.

Majalah dinding dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan lingkungan sekolah yang kaya akan literasi. Kegiatan pengisian mading dapat dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru. 

Pengisian mading dapat dilakukan dengan penjadwalan rutin untuk tiap kelas. Tiap kelas dapat mengagendakan untuk mengisi mading sesuai dengan kreativitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun