Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deep Learning dan Keteladanan Kunci Keberhasilan Pendidikan di Indonesia

4 Desember 2024   10:36 Diperbarui: 4 Desember 2024   11:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pembicasa dari Kemenag Klaten tampil sebagai pembicara dalam diskusi di Al-Aqsho Klaten (Selasa, 2/12/2024)

Kunci utama dalam pendidikan di Indonesia saat ini adalah keteladanan. Karena itulah dalam pembelajaran di sekolah keteladanan yang pas dengan penerapan deep learning.

Demikian benang merah yang dapat diambll dalam diskusi metodologi pembelajaran akhlaq di lingkungan masjid Al Aqsho Klaten, Selasa (3/12/2024). Tampil sebagai pembicara H.Agus Susanto, M.Pd ( Kasi Mapenda Kemenag) bersama  Drs.H.Sumarno, MA (Pengawas Madrasah Kemenag Klaten)

Menurut Sumarno , untuk membentuk siswa yang berakhlak, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip atau teori saja, tetapi yang terpenting bagi siswa adalah figur yang menampilkan keteladanan dalam menerapkan prinsip atau teori tersebut.

"Karena sebanyak apapun teori yang diberikan tanpa disertai contoh teladan ibarat kata tanpa makna. Sungguh miris seorang pendidik yang mengajarkan suatu kebaikan kepada siswanya sedangkan ia sendiri tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari." katanya.

Dikatakan,   Allah telah  mengingatkan  dalam firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 44, Artinya:"Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaikan sedang kamu melupakan dirimu sendiri, dan kamu membaca kitab, tidakkah kamu pikirkan".

Peserta diskusi yang diselenggarakan MUI Klaten di lingkungan Masjid Al-Aqsho serius mengikutinya. (foto:Dok/Isnaeni)
Peserta diskusi yang diselenggarakan MUI Klaten di lingkungan Masjid Al-Aqsho serius mengikutinya. (foto:Dok/Isnaeni)

Menjadi teladan bagi peserta didik

Di surat Ash-Shaff ayat 2-3 dijelaskan juga yang Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengucapkan apa yang tidak kamu lakukan? Sangat dibenci Allah bahwa kamu ucapkan apa yang tidak kamu lakukan".

"Dari firman Allah swt tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa seorang pendidik hendaknya tidak cuma mampu memberikan perintah atau teori kepada siswa, tetapi lebih dari itu ia harus bisa menjadi teladan siswanya sehingga siswa dapat mengikuti tanpa merasa ada paksaan" katanya.

Oleh karena itu menurut Sumarno keteladanan merupakan faktor penting  dan sangat menentukan dalam pembentukan akhlak siswa."Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat terpuji, pandai membimbing siswa, taat beragama, jujur, cerdas dan mengerti bahwa memberikan contoh akan mempengaruhi tabiat atau akhlak siswanya" katanya.

Peserta diskusi metode pembelajaran akhlak di lingkungan masjid Al-Aqsha Klaten (Foto:Dok/Isnaeni)
Peserta diskusi metode pembelajaran akhlak di lingkungan masjid Al-Aqsha Klaten (Foto:Dok/Isnaeni)

Perubahan perilaku

Dijelaskan, keteladan pendidik  diharapkan memberikan kontribusi pada perubahan perilaku dan kematangan pola pikir siswa.
"Pendidik itu umpama potret yang selalu menjadi contoh bagi siswa. Untuk itu pendidik harus menjadi seorang model sekaligus mentor bagi siswa dalam mewujudkan nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan" kata Sumarno..

"Madrasah tanpa pendidik sebagai teladan, sulit untuk mewujudkan pranata sosial yang berakhlak. Maka itu keteladanan dipandang sangat baik dalam pembentukan akhlak siswa. Dengan memberi contoh teladan yang baik, maka siswa akan dapat berkembang baik fisik maupun mental dan memiliki akhlak yang mulia" pungkasnya. (Diq/Isnaeni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun