Ajaran fungsional
"Ijtihad harus lahir dari problem konkret yang bersumber langsung dari aduan masyarakat terkait problem keagamaan mereka. Oleh sebab itu, diperlukan ulama yang memiliki kemampuan mencari titik paling mashlahat antara idealisme hukum dengan realitas sosial." katanya.
Dijelaskan tugas dari tajdid  ialah bagaimana ajaran Allah tetap fungsional di dalam segala zaman dan perubahan, sehingga  agama Allah  harus tetap memberikan ruh dan memberikan arah dari seluruh gerak masyarakat.
Karakteristik yang keempat, wasathiyah dalam pemikiran dan perbuatan menurut Iskak sebagai sikap moderat atau Wasathiyah  yakni sikap dasar keagamaan yang memiliki pijakan kuat pada ayat Al-Quran tentang ummatan wasathan dalam QS al-Baqarah ayat 143.
"Ummatan wasathan merupakan citra ideal umat terbaik (khair al-ummah) sebagaimana yang termaktub dalam QS Ali Imran ayat 110. Dalam Islam, wasathiyah pada intinya bermakna sikap tengah di antara dua kubu ekstrem" ujarnya.
Agama Kasih sayang
Yang terakhir dikatakan bahwa karakteristik membawa rahmat bagi semesta alam dimaksudkan Islam mengajarkan agar berbuat baik (ihsan) terhadap siapa saja, tanpa melihat sekat-sekat keagamaan maupun sekat-sekat primordial.
"Islam sejak awal telah memproklamirkan diri sebagai agama kasih sayang yang mengajarkan umatnya agar menyebarkan rahmat tidak hanya bagi manusia tetapi juga lingkungan termasuk  hewan- hewan" katanya.
Lebih kanjut dikatakan  bahwa rahmatan bagi semesta alam ini menurut Iskak Sulistyo tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk lingkungan termasuk kelangsungan hidup hewan. "Pada hakikatnya Islam memberikan perhatian yang besar terhadap makhluk Allah termasuk hewan-hewan dan tumbuhan," pungkasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI