Belajar bersama memang seru dan mengasikkan. Kali ini, kita belajar aksi nyata Patform Merdeka Mengajar (PMM) bersama MGMP (Musyawar Guru Mata Pelajaran) Pendidikan Pancasila se-wilayah Kabupaten Klaten. Forum guru Pendidikan Pancasila secara tuntas membahas trik dan tips lolos aksi nyata PMM.
Dalam webinar secara daring maupun luring ini menghadirkan dua pembicara yakni, Robertus Susanto, S.Pd, Kepala Sekolah SMAN 1 Jogonalan, dan Drs. Moch. Shidiq, M.Pd, penelaah aksi nyata nasional tahun 2024. Webinar sendiri berlangsung di Aula SMAN 1 Jogonalan dengan suasana hangat dan menyenangkan. Moderator webinar Aksi Nyata PMM ini dibawakan Agus Heri Winarno, S.Pd. Ketua MGMP PPKn SMA juga hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut Wawan Bintoro, SH.
"Ternyata tidak sulit amat, buat aksinyata di PMM itu, asal kita pahami dulu panduannya dan cermati. Aksi nyata yang kita buat pasti lolos validasi," ujar Shidiq dalam webinar interaktif, Rabu (10/7/2024). Menurutnya, aksi nyata memang menuntut untuk kita jeli, dalam hal ini sesuai dengan panduan. "Jangan hanya buat, ada gambar, umpan balik, tetapi semua hanya copy paste, ya pasti akan ditolak," ujar  Shidiq.
Boleh ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)
Dikatakan, dalam membuat aksi nyata boleh melihat aksinyata orang lain yang sudah lolos validasi, namun jangan hanya copy paste. Aksi nyata langsung diganti namanya sendiri. "Ya kalau begini, meski telah mengerjakan topiknya, tidak akan mendapatkan sertifikat mandiri. Pasti akan tidak lolos," tandas guru PPKn in.
Sebenarnya, lanjut mantan jurnalis media cetak Jateng ini, aksi nyata yang kita copy, bisa dimodifikasi. "Ganti tulisannya, ganti templetnya, ganti warnanya, ganti dokumentasinya, dan ganti umpan baliknya. Refleksi sesuaikan kondisi sekolah kita masing-masing. Nah, kalau begini, bisa dipastikan akasinyata yang kita buat akan lolos.
 Guru di tuntut melek teknologi
Sementara sebelumnya Robertus Susanto, S.Pd, pembicara pertama dan sekaligus yang membuka webinar  Aksi nyata PMM MGMP PPKn SMA banyak bicara penguatan pengelolaan kinerja guru. "Guru sekarang ini memang dituntut untuk melek teknologi. Sehingga guru tidak akan ketinggalan perkembangan zaman. Intinya, guru memang dituntut untuk profsional," tandas Susanto mantan guru SMAN 3 Klaten ini.