Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pohon Harapan Wakili Esemku Manis dalam Lomba Video Pembelajaran Berdeferensiasi

10 Mei 2024   21:14 Diperbarui: 10 Mei 2024   21:15 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratna Pratiwi, guru BK Esemku Manis sedang melakukan proses pembelajaran dengan materi pohon harapan (Foto :Dok/Diq)

SMP Negeri 6 Klaten, hampir tidak pernah absen dalam berbagai lomba yang diselenggarakan BBGP Jawa Tengah. Kali ini Esemku Manis - sebutan SMPN 6 Klaten - ikut lomba vidio inovasi pembelajaran berdeferensiasi. "Pohon Harapan" karya Ratna Pratiwi, S.Psi akan ikut kompetensi dalam lomba yang bertajuk Festifal Insan pendidikan bagi pelajar, guru dan dinas pendidikan Jawa Tengah.

Ratna Pratiwi, guru Bimbingan Konseling SMPN 6 Klaten merupakan guru penggerak dan pernah menjadi juara pertama dalam lomba vidio pembelajaran saat menjalani program guru penggerak Kabupaten Klaten. Karena itulah potensi yang ada pada dirinya itulah yang memberanikan diri ikut lomba vidio pembelajaran berdeferensiasi tingkat Jawa Tengah.


"Vidio saya ini hanya sederhana tentang 'pohon harapan'. Materi ini seputar memahami dirinya, mengenai potensi yang dimiliki   dan dapat mengidentifikasi harapan di masa yang akan datang. Selain itu cakupan materi dalam vidio yang ditampilkan itu merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai harapan yang dicita-citakan," tukas Ratna.

Ratna Pratiwi, guru BK Esemku Manis sedang melakukan proses pembelajaran dengan materi pohon harapan (Foto :Dok/Diq)
Ratna Pratiwi, guru BK Esemku Manis sedang melakukan proses pembelajaran dengan materi pohon harapan (Foto :Dok/Diq)

Asessmeen awal

Menurutnya, vidio pembelajaran berdeferensi memiliki durasi kurang lebih 5 menit. Padahal pembelajaran berdeferensi sendiri memiliki langkah yang panjang. Hal ini terutama terkait dalam pembelajaran itu harus dipetakan keberadaan peserta didik itu sendiri lewat assesmen awal. Berapa peserta didik yang suka pembelajaran yang cenderung ke visual, auditori dan kinestik. "Dari sini kita baru menentukan proses pembelajaran yang disesuikan dengan kondisi peserta didiknya," tukas Ratna.

Ditambahkan, setelah  mengetahui prosentase kondisi peserta didik, kita baru memetakan materi yang juga disesuaikan keberadaan peserta didik. "Peserta yang cenderung visual materi yang disampaikan dengan melihat vidio Kisah yang akan merubah hidupmu. Sedangkan peserta didik yang Auditori diminta mendengarkan sebuah cerita perjuangan seorang anak yang ingin meraih cita-cita," tandasnya.

Peserta didik yang memiliki kecenderungan visual sedang melihat vidio sebagai pembelajarannya (Foto :Dok/Diq)
Peserta didik yang memiliki kecenderungan visual sedang melihat vidio sebagai pembelajarannya (Foto :Dok/Diq)

Mendorong guru muda

Sedangkan peserta didik yang memiliki kecenderungan  Kinestik siswa bersangkutan untuk memainkan peran, usaha seorang anak mengumrohkan (haji kecil) ibunya, dari hasil tabungannya. "Semua ini pembelajaran sudah disesuiakan dengan kondisi peserta didik. Dan yang lebih penting dalam pembelajaran ini anak menjadi senang dan bermakna.

Sementara itu Heru Sutarto, S.Pd, wakil kepala sekolah bidang kurikulum menyambut baik dan mendorong Ratna Pratiwi dalam mengikuti lomba vidio pembelajaran berdeferensiasi yang diselenggarakan BBGP Jawa Tengah. "Ratna itu guru muda dan kreatif, begitu Kepala sekolah memberikan pengumuman, dalam benaknya langsung tertuju pada sosok Ratna Pratiwi untuk mengikuti lomba tersebut," katanya.

Yang penting, tambah Heru, SMPN 6 Klaten ikut partisipasi setiap lomba baik, tingkat Kabupaten, Jawa Tengah atau Nasional. "Kita juga pernah juara 3 nasional dalam lomba vidio gala pelajar, juara 1 vidio sekolah sehat tingkat Kabupaten dan juga juara 2 lomba vidio dalam rangka adiwiyata," tandasnya. (Diq)

Peserta didik yang belajar dengan pembelajaran deferensiasi dengan hasil pekerjaannya merasa senang dan bermakna (Foto:Dok/Diq)
Peserta didik yang belajar dengan pembelajaran deferensiasi dengan hasil pekerjaannya merasa senang dan bermakna (Foto:Dok/Diq)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun