Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merajut Benang Merah untuk Harmonisasi Esemku Manis

18 April 2024   20:51 Diperbarui: 19 April 2024   00:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua dharma Wanita SMPN 6 Klaten bersama guru dan karyawan sera mahasiswa PPG Prajabatan Unwidha mengabadikan moment (Foto;Dok/Diq)

Fitri bermakna Suci

Pertanyaan nya mengapa istilah halal bihalal hanya berlaku setelah Idul Fitri, Ya betul   karena hal tersebut memiliki hubungan kuat dengan makna lafal Idul Fitri, yakni perayaan kembalinya manusia pada kesucian. “Idul berarti suatu perayaan yang diulang-ulang, sedangkan fitri bermakna suci.

"Maka Idul Fitri merupakan perayaan kembalinya manusia terhadap kesucian yang  hanya bisa diraih dengan memperoleh ampunan dari Allah swt, dan mendapatkan maaf dari sesama manusia,” ujarnya.

Terkait dengan makna yang terkandung dalam istilah halal bihalal, Moch.Isnaeni mengutip uraian Quraish Shihab dalam bukunya  Membumikan Al-Qur’an  yang menjelaskan sejumlah aspek untuk memahami istilah Halal Bihalal, diantaranya:

Pertama, dari aspek hukum fikih. Halal yang oleh para ulama dipertentangkan dengan kata haram, apabila diucapkan dalam konteks halal bihalal memberikan pesan bahwa mereka yang melakukannya akan terbebas dari dosa.

Kepala SMPN 6 Klaten, Ismadi, S.Pd, MM bersama Ustat HM Isnaeni dan jajaran guru mengambil makan seusai halal bi halal. (Foro:Dok/Diq)
Kepala SMPN 6 Klaten, Ismadi, S.Pd, MM bersama Ustat HM Isnaeni dan jajaran guru mengambil makan seusai halal bi halal. (Foro:Dok/Diq)

Lapang dada

"Dengan demikian, halal bihalal menurut tinjauan hukum fikih menjadikan sikap yang tadinya haram atau yang tadinya berdosa menjadi halal atau tidak berdosa lagi, yang ini tentu baru tercapai apabila persyaratan lain yang ditetapkan oleh hukum terpenuhi oleh pelaku halal bihalal, seperti secara lapang dada saling maaf-memaafkan" katanya.

Kedua, dari aspek bahasa atau linguistik. Kata halal dari segi bahasa terambil dari kata halla atau halala yang mempunyai berbagai bentuk dan makna sesuai rangkaian kalimatnya. Makna-makna tersebut antara lain, menyelesaikan problem atau kesulitan atau meluruskan benang kusut atau mencairkan yang membeku atau melepaskan ikatan yang membelenggu.

"Dengan demikian, jika memahami kata halal bihalal dari tinjauan kebahasaan ini, seorang akan memahami tujuan menyambung apa-apa yang tadinya putus menjadi tersambung kembali. Hal ini dimungkinkan jika para pelaku menginginkan halal bihalal sebagai instrumen silaturahim untuk saling maaf-memaafkan sehingga seseorang menemukan hakikat Idul Fitri.

Seusai halal bi hala Ustat HM Isnaeni, komite sekolah dan kepala SMPN 6 Klaten beserta guru laki-lagi mengabadikan moment (Foto:Dok/Diq)
Seusai halal bi hala Ustat HM Isnaeni, komite sekolah dan kepala SMPN 6 Klaten beserta guru laki-lagi mengabadikan moment (Foto:Dok/Diq)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun