Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemimpin yang Diidamkan Peserta Didik di Zaman Z

22 September 2023   09:08 Diperbarui: 22 September 2023   09:27 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala sekolah zaman Z harus humoris, wawasan luas, dan mampu memberi motivasi. (Foto: Dok. pribadi)

Kepala sekolah zaman Z harus humoris, wawasan luas, dan mampu memberi motivasi. (Foto: Dok. pribadi)
Kepala sekolah zaman Z harus humoris, wawasan luas, dan mampu memberi motivasi. (Foto: Dok. pribadi)

Ajiningdiri ono ing lathi

Merindukan seseorang mungkin mudah kita ketahui cirinya, begitu juga kepemimpinan seseorang juga mudah kita ketahui jika, sang pemimpin itu dirindukan. Pertama, pemimpin itu dinantikan kehadiarannya. Artinya, pemimpin itu selalu muncul, baik secara sengaja maupun tidak, tetapi kemunculannya itu dalam suasana yang selalu hangat dan sangat berarti bagi lingkungannya.

Kedua, pemimpin itu mampu menjadi pemotivasi bersama dan mampu bermetafora. Artinya, pemimpin itu -- baca kepala sekolah -  juga harus mampu membuat jok-jok segar atau dengan kata lain pemimpin  yang memiliki sifat humoris, sehingga tidak membosankan di hadapan stake holder yang ada. Ketiga, pemimpin yang dirindukan itu adalah pemimpin yang smard, namun tetap tegas dan disiplin. "Smard di sini kepala sekolah (Pemimpin) tampil menawan, rapi, cakap dan menyenangkan. . "Ajining diri ono ing lathi, ajining rogo ono ing busono" (Harga diri orang itu terletak pada lidahnya (omongannya), dan harga diri badan itu dari pakaiannya.)

            Keempat pemimpin yang dirindukan itu tidak sombong dan pamer keberhasilan. Pemimpin  sebaiknya  bisa menjadi tempat curahan hati, menjadi ayah dan ibu bawahannya, maksudnya menjadi tempat yang nyaman dalam mengurai dinamika kehidupan. Dengan begitu pemimpin  itu, bisa membawa semangat guru dan dan karyawan sedang malas, tidak mood atau sedang ada masalah dalam lingkungannya. "Intinya pemimpin  itu bisa menjadi pemotivasi kita bersama, jangan  hanya marah-marah yang tidak mendengar kondisi yang ada di dalam lingkungannya,"

Pemimpin yang dirindukan -- hendaknya juga mampu dan memiliki jejaring -- hubungan  untuk bekerjasama berkolaborasi serta pembiasaan yang -- pembinaan yang berbasis aktivitas. "Pemimpin juga harus memiliki kepiawaian yang bisa menghangatkan suasana" Pemimpin jangan ketinggalan juga harus banyak banyak membaca dan menulis sehinga akan muncul inspiratif dalam pengembangan dirinya. Dalam bahasa yang lain ia bukan hanya sekedar konsep. Ia juga bukan sebentuk pengetahuan yang cukup jika sudah dipahami dan dikuasai, bukan pula pengetahuan yang steril. Ia harus menjadi semacam ilmu yang bisa diamalkan dan terbukti "melekat" pada diri seseorang.

"Melekat di sini berarti bahwa ilmu itu dapat menyatu dengan diri seseorang - bukan sekedar menempel atau menjadi rumus-rumus yang dihafal saja - dan mendorong orang-orang yang memiliki ilmu itu untuk berubah, bersikap dan bertindak atas dasar konsep yang di kandung sang ilmu. Pelibatan emosional pemimpin juga harus tetap terjaga dalam proses kepeimpinannya dengan gaya yang demokratik di sekolah. Seorang pemimpin harus memperhatikan persolan penting dan mulai berani mencoba untuk mengarah wilayah baru. Kepala sekolah harus terus berpikir bagaimana agar lembaga yang dipimpinnya terlihat sangat emosional - baca serius dan sungguh-sungguh..

Pemimpin itu  harus memiliki prinsip kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap tanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk menyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.

Dan tekarhir pemimpin yang dirindukan itu juga harus "canggih" tidak hanya sekedar memakai peralatah atau sarana tehnologi informasi, tetapi "canggih" dalam memilih mana sarana informasi yang penting dan berharga untuk diolah, disimpan dan dikonstruksi serta dihidupkan. "Siapa saja yang ingin menjadi pemimpin yang dirindukan atau diidamkan  harus bisa menarik dari pada acara televisi atau game-game atau hal-hal lain yang ditampilkan oleh dunia, bukan sekolah. Bisakah atau mampukah ?.

Inilah tantangan yang harus dipahami dan dihadapi oleh seorang kepala sekolah yang dirindukan itu. Ilmu-ilmu yang dipelajari mejadi ilmu yang memberdayakan, bukan yang memayahkan atau bahkan menyiksa. Ilmu yang diberikan seyogyakan dikontekskan dengan realitas kehidupan. Ilmu yang dipelajari harus kemudian membuat diri si pemilik ilmu dapat menerapkan di lingkungannya. Atau setidaknya, ilmu itu harus mampu mendorongnya untuk menciptakan karya nyata. Semoga. (Diq)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun