Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Berjuang Tidak Harus Jadi Wakil Bupati Kang Bowo"

29 Agustus 2020   10:14 Diperbarui: 29 Agustus 2020   10:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jabatan wakil bupati Klaten, tinggal selangkah lagi. Meski begitu posisinya kini diganti kader Golkar, Yoga Hardono. Tetap legowo. ( Foto : Dok: Diq)

Rekomendasi DPP PDI Perjuangan terhadap posisi calon Wakil Bupati Klaten mengalami reposisi.  Semula DPP PDI merekomendasi pasangan Hj Sri Mulyani dengan Aris Pabowo, SE dengan slogan (SIAP) menjelang pendaftaran calon Bupati dan Wakil Bupati Klaten di KPU, muncul Rekomendasi baru dari DPP PDIP yakni pasangan Hj. Sri Mulyani dengan Yoga Hardana, Ketua DPD Partai Golkar Klaten dengan slogan (MULYA).

Seperti diberitakan beberapa media masa dan On-line  akibat reposisi calon wakil Bupati Klaten dari PDIP ini Aris Prabowo, SE mengaku kecewa. Pasalnya, persiapan menghadapi Pemilu kada Klaten, 9 Desember 2020 sudah dilakukan jauh hari setelah mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP. 

Namun, tiba-tiba rekomendasi yang sudah digenggamnya ini direposisi, dengan nama orang lain. Nama yang mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI ini, adalah Yoga Hardana, Ketua DPD Partai Golkar Klaten.

Aris Prabowo sebenarnya juga telah menyiapkan Posko pemenangn SIAP di samping rumahnya, termasuk di Wonosari, Klaten. Namun setelah posisinya diganti dengan orang lain, kini Posko kemenangan itu berubah fungsi menjadi tempat berkumpul. Bahkan, oster bergambar pasangan SIAP sudah diganti dengan poster bertuliskan isi hati Aris Prabowo.

"Secara materi sih saya tidak seberapa, tapi secara psikologis, kan saya malu, kecewa berat. Dan yang lebih penting lagi itu marwah partai, masak rekomendasi bisa diganti begitu saja, kan lucu," ujanya kepada wartawan, beberapa hari lalu. 

Meski begitu, saya tetap legowo, saya orang partai tidak mendapat tugas partai ya tidak apa-apa. Saya akan konsentrasi mengurus pekerjaan saya yang sempat tertunda dan mengurus keluarga," tandasnya.

Penulis tahu betul bagaimana rasa kecewa seorang Aris Prawobo. Dia itu, kalau sudah iya, maka akan bekerjasecara total. Puluhan tahun bersamanya dalam suka dan duka, dalam kegiatan sosial dan bisnis, sehingga penulis sebagai sahabat tahu betul bagaimana sikap dan perilakunya. "Kawan, kita ambil saja hikmahnya, saya yakin dibalik itu, Alloh akan memberi jalan terhadap Kang Bowo yang lebih baik," kataku memotivasi,

"Kang Bowo,  bersahaja sajalah, biasa saja.Anggap ini perjalanan hidup. Tetap Jalin komunikasi dengan Hj. Sri Mulyani dan Yoga Hardana. Pasti dengan cara itu, eksistensi Kang Bowo akan tetap terhormat. Jaga baik-baik, toh berjuang tidak harus jadi Wakil Bupati Kang," ujarku singkat. Kang Bowo itu termasuk tipe orang pekerja keras, bagaimana dulu berjuang membesarkan kehidupan keluarganya. "Saya pernah bersama-sama bekerja demi sesuap nasi," selorohku singkat.

Terkait, bagaimana suara MULYA pada 9 Desember mendatang, pemerhati politik Klaten, Dr, Ronggo Warsito, M.Pd mengatakan, ya tergantung mesin politik kedua parpol pengusung Hj. Sri Mulyani dan Yoga Hardono. "Kalau PDIP dan Golkar mesin politiknya jalan, ya kedua pasangan ini akan memperoleh suara yang signifikan. Toh, pasangan incumbent ini selama memimpin tidak ada celah yang bisa diungkap," paparnya.

Dekan FKIP Unwidha Klaten ini memprediksi digantinya calon wakil bupati dari kader partai PDIP dengan kader partai Golkar secara hitung-hitungan memang menguntungkan Sri Mulyani, karena otomatis partai Golkar akan mendukung dan bergerak secara total. PDIP Klaten kurang pede, kalau sendirian, maka cari pendukung dengan menggandeng partai Golkar.  Dengan begitu kekuatan pasangan ini  7 kursi DPRD Golkar dan PDIP Klaten 19 kursi. Jadi kalau semua bergerak, pasti akan berpengaruh besar," tandas Ronggo Warsito. (Diq)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun