Mohon tunggu...
MochRBagus
MochRBagus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Belajarlah tanpa terpaut umur

"Malas itu boleh dan wajar bagi manusia, namun janganlah kau berhenti untuk membaca sekalipun itu sedikit. Tetaplah membaca, dan percayalah suatu saat nanti kau temukan kalimat dari apa yang kau baca selama ini menjadikan perubahan atas dirimu sendiri".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Filsuf Muslim "Al-Kindi" dan Perubahan Dunia Pasca Meninggalnya

11 Mei 2022   22:02 Diperbarui: 21 Juni 2023   15:13 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajian Tokoh Al-Kindi (Riwayat Al-Kindi Beserta Karya-karyanya)

Pembahasan kali ini yaitu tentang seorang filsuf yang dikenal pula dengan sebutan Bapak Filsuf Islam (pertama kali). Mengenai penulisan yang saya paparkan dibawah ini yaitu mencakup beberapa pengetahuan dan adanya sejarah mengenai seorang Filsuf Muslim terkenal yakni "Al-Kindi". Pastinya nama ini sudah tidak asing lagi didengar bukan? Siapa sih sebenarnya Al-Kindi itu? 

Nama Al-Kindi diambil dari etnis suku Arab yakni suku kindah. Dan nama asli dari filsuf Islam yang dikenal juga sebagai Bapak Filsuf Arab ini adalah Abu Yusuf Ya'kub bin Ishaq Ash-Shabbah bin Imran bin Isma'il bin Asy'ats bin Qays Al-Kindi. Beliau lahir di Kufah pada tahun 185 H (801 M). ayahnya Ishaq Ash-Shabbah adalah seorang gubernur Kuffah pada masa pemerintahan Al-Mahdi dan Harun Ar-Rasyid (Yunasril Ali, 1991: 27). 

Al-Kindi hidup pada masa keemasan kekuasaan Bani Abbas. Hidup yang berdampingan pada masa Harun Ar-Rasyid yang juga digandrungi oleh tetangga yang ada di Eropa dan China tentunya sangat memperhatikan dan juga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, Baghdad menjadi pusat perdagangan dan sumber ilmu pengetahuan. 

Pada saat itu Harun Ar-Rasyid mendirikan akademi atau lembaga yang mana mempunyai tujuan untuk tempat pertemuan dengan para ilmuwan yang disebut dengan (Bayt Al-Hikmah), dan dari tempat inilah bisa menjadi balai ilmu pengetahuan yang mengumpulkan para ilmuwan tersebut. 

Sementara Al-Kindi pada saat itu mempelajari Al-Qur'an, membaca, menulis dan berhitung di Basrah dan pasca itu kemudian melanjutkan di Baghdad. 

Al-Kindi dalam sejarah dikenal sekali dengan Bapak Filsafat Islam, namun jarang orang mengetahui pula bahwasannya beliau juga mahir sekali dalam berbagai macam cabang ilmu diantaranya seperti ilmu kedokteran, ilmu berhitung, logika, geometri, astronomi dan tentunya ahli dalam bidang filsafat seperti yang dikenal oleh kebanyakan orang.

Dan dari sinilah Al-Kindi lebih leluasa akan ilmu pengetahuan, mengenal berbagai macamnya yang mencakup sumber ilmu pengetahuan, faham kesusastraan dan kebudayaan Yunani dan Siria Kuno. 

Beliau juga menguasai bahasa Suryani (bahasa Aram Timur), dan didalam kitab injil yang pertama kali diturunkan pada abad 1M pun menggunakan bahasa Suryani, yang mana pada tiap-tiap bahasa Suryani tadi mampu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Jadi tidak heran kalau beliau dikenal sebagai Bapak Filsuf Islam dan berbagai julukan yang ada, sebab sesuai dengan wawasan yang ada pada dirinya, dan itulah Al-Kindi. 

Teori-teori dari Al-Kindi. Mengenai pemikirannya tentang Ketuhanan. Dalam risalahnya antara lain yang berjudul tentang "Filsafat Pertama" dan "Tentang Keesaan Tuhan dan Berakhirnya Benda-Benda Alam" dan dalam pembicaraan ini juga mencakup hakikat Tuhan, Wujud Tuhan, dan Sifat-sifat Tuhan. 

Persoalan mengenai hakikat Tuhan. Tuhan menurut Al-Kindi adalah wujud yang haq (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian ada. Ia selalu mustahil tidak ada, dalam artian tidak mungkin Tuhan itu tidak ada, pasti ada. Pemahaman seperti ini jangan diambil pusing, gampangannya Tuhan itu selalu menyertai kita bagi jiwa-jiwa yang mempercayainya. 

Bahkan sekalipun seorang ateis yang tak mengenal Tuhan pun adakalanya orang-orang itu sesekali pernah menyebut Tuhan. Jadi dapat diambil kesimpulan untuk masalah hakikat Tuhan, Ia selalu ada dan akan selalu ada. 

Oleh karenanya Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud lain, tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya. Dan teruntuk wujud Tuhan, Al-Kindi membuktikan adanya wujud Tuhan yang ia gunakan dengan 3 jalan. Yang pertama, Barunya Alam, Keanekaragaman dalam wujud, dan Kerapian Alam.

Sifat-Sifat Tuhan. Al-Kindi membuktikan keesaan Tuhan dengan mengatakan bahwa: "Ia bukan benda (Huyula, Mddah), bukan form (Shrah), tidak berhubungan dengan yang lain (Idfah), tidak bertubuh, maka Tuhan adalah keesaan belaka, tidak ada yang lain kecuali keesaan itu semata. (Hanafi, 1990: 77-78). 

Jadi ringkasan mudahnya pada sifat-sifat Tuhan ini adalah Tuhan sebagai sebab pertama (Firs Cause) dimana wujudnya bukan karena sebab yang lain. Ia adalah Zat yang menciptakan, tetapi tidak diciptakan. Sifat Al-Qayyum inilah yang menjadi pokok yakni berdiri sendiri. Selanjutnya mengenai karya-karya dari Al-Kindi. Sebagian orang mungkin jarang mengetahui dengan karya seorang filsuf terkemuka ini. Karya yang sangat terkenal ini antara lain dalam bidang studi metafisis, yaitu Fi al-Falsafa al-Ula (Filsafat Pertama).

Dalam Fi al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi menjelaskan filsafat pertama yang juga termasuk filsafat tinggi. Namanya adalah filsafat pertama, yang mengenai pengetahuan dan sebab pertamanya. Jadi penyebab pertama dianggap sangat utama karena menjabarkan penyebab adanya waktu. Karya lain yang dikenal juga ada Fi Wahdaniya Allah wa Tunahiy Jirm al-Alam (Kesatuan Tuhan dan Terbatasnya Dunia) dan Fi Kammiya Kutub Aristutalis wa Ma Yahtaj Ilahi fi Tahsil al-Falsafa (Kuantitas Buku Aristoteles dan Yang Diperlukan Untuk Memperoleh Filsafat). 

Al-Kindi saat menulis filsafat, tidak banyak berargumen mengenai agama. Ia lebih dominan dan konsisten untuk menunjukkan bahwa filsafat sangat sesuai dengan nilai-nilai Islam ortodoks. 

Tulisannya mengenai ilmu etis ini dapat dijumpai dalam Fi al-Hila li Daf al-Ahzan (Seni Mencegah Kedukaan). Selain itu, Al-Kindi juga memperoleh pemahaman tentang astronomi dan plotemy yang menempatkan bumi sebagai pusat tata surya. Ia mengatakan, seluruh tata surya berada dalam rangkaian yang rasional dimana gerakan berputarnya merupakan bentuk kepatuhan dan pemujaan terhadap Tuhan. 

lalu apa perubahan penting pada dunia pasca meninggalnya tokoh Al-Kindi ini? Perubahan yang menonjol tentunya pasti lebih ke arah dunia filsafat, agama dan seputar pengetahuan yang tidak jauh dari kedua tersebut, sebab dalam hidupnya Al-Kindi lebih menyongsong tentang bentuk kebenaran dan terus mencari-cari sampai pada akarnya (Radikal). Itulah yang menjadikan segala macam bentuk karya maupun pemikiran yang harus kita pelajari lebih agar kita senantiasa berada dalam jalur yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun