Raja kemudian berkata, "Gog, kamu ini gimana, ayo  cari solusinya"
"Ampun paduka, menurut saya, yang begitumah gampang solusinya", jawab Togog.
"Iya paduka, yang begitumah kecil", Mbilung ikut nyahut.
"Gampang...?, kecil..?, coba bagaimana caranya?, tanya Petruk penasaran.
"Begini Paduka, saya kenal dengan mereka", mbilung menyela sebelum Togog menjawab pertanyaan Petruk.
"Ya baginda, biasalah namanya juga usaha, mereka itu  sebagian besar adalah orang  yang pragmatis juga, orang yang ingin dapat sesuatu secara instan, hanya beberapa gelintir saja yang berjuang sesuai idealisme", sela Togog menyambung Mbilung.
" Sudahlah gooooog, jangan banyak teori, pragmatis lah, instan lah, idialisme lah. Saya ini dulu saudagar, segala sesuatu kalau sudah oke, langsung eksekusi, jadi intinya apa solusinya" ujar Petruk dengan nada tinggi.
Mendengar suara paduka raja nadanya  sudah meninggi ,Togog dan Mbilung saling melihat, buru buru Togog berkata;
" Maksudnya begini paduka, solusinya dipanggil saja beberapa pentolannya,diajak ngobrol sambil makan, minum, tapi jangan di Istana. ", ujar Togog. Petruk manggut manggut.
"Teruus ?", Petruk bertanya.
Kali ini Mbilung yang menyahut;