Di pasar joged ini berjubel orang mencari dan membeli daging kebo untuk keperluan menjelang  hari hari yang saya sebut diatas.
Sebetulnya pasar joged bukan satu satunya pasar yang menjual daging kebo, namun banyak orang yang lebih memburu daging kebo di pasar joged. Ada yang istimewa menurut penilaian banyak orang, daging kebo pasar joged lebih enak dibanding daging kebo di pasar lain.
Kok bisa? Ya bisa lantaran kebo yang di potong lantas dagingnya dijual di pasar joged adalah Kebo Lokal yakni Kebo Gerem. Nama KEBO GEREM terkenal di Cilegon lantaran dagingnya terkenal empuk, Â lain dari yang lain.
Lantas apa yang membedakan antara Kebo Gerem dengan Kebo lainnya?
Secara fisik sebetulnya sama saja, yang namanya kebo ya kakinya 4, kepala bertanduk, ekornya di belakang. Â Yang membedakan hanya soal perawatan, Kebo Gerem adalah Kebo Ingon, kebo yang di pelihara secara seksama oleh si empunya.
Siang hari, biasanya setelah duhur, kebo di "ngon" atau di gembala mencari makan di area persawahan atau tegalan, sore hari sebelum pulang, kebo di mandikan terlebih dahulu di kubangan kali Gerem yang airnya selalu mengalir (sekarang mah kaline asat), badannya di gosok pake rumput hingga kulit kerbau kelihatan bersih dan mengkilap, setelah itu kebo masuk kandang.Â
Malam hari, kebo yang di kandang di asapin, istilahnya bebleman, maksudnya agar kebo tidak diganggu binatang seperti nyamuk atau binatang lain, kalau perlu di petani hawatir ada kutu yang menempel di kulit kebo, pagi pagi di kasih makan.
Begitu dilakukan rutin tiap hari hingga kebo Gerem terlihat bersih dan sehat dan tidak bau apek, (sekali kali saya juga ikut naik kebo milik orang tua yang di urus mang mamak). Itulah barangkali yang membuat kebo gerem dagingnya berkwalitas baik.
Pasar Joged kini hanya tinggal nama, wujudnya sudah tidak ada, berubah jadi rumah penduduk lantaran dulu hanya numpang di tanah milik orang.
Namun hingga kini, tradisi sembelehan kebo dan  penjual daging kebo di pinggir jalan bekas area pasar joged masih berlangsung walaupun kebo yang dipotong bukan lagi kebo Gerem semua. Pedagangnyapun ada yang datang dari luar Gerem dengan membawa daging kebo maupun sapi.