Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lulus Ujian

2 Mei 2022   19:56 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:58 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada kata paling indah yang diucapak selain bersyukur kepada Allah SWT, sebab hari ini saya Lulus Ujian.

Namun perlu diketahui, untuk mencapai 'kelulusan" itu, saya harus melampaui rintangan yang cukup berat. Tantangan itu saya harus ber-adaptasi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi karena aturannya memang begitu.

Aturan yang sebetulnya berat adalah saya harus meninggalkan "ngudud"alias merokok. Ngudud bagi saya adalah teman setia dalam situasi dan kondisi apapun. Kalau perkara minum dan makan, masih bisa ditahan tahan, tapi jika sudah bicara "ngudud", terasa ada yang hilang dalam hidup ini.

Ada lagi aturan yang tidak bisa dibantah, saya harus meninggalkan sesutu  layaknya orang yang sudah berkeluarga yakni dilarang "kumpul". Jujur saya tak berani untuk protes atas larangan ini, makanya saya tidak berani untuk melanggarnya sebab jika melanggar harus bayar denda yang dianggap sebagai hutang.  

Namun sekeras kerasnya larangan, saya  bersyukur juga, larangan larangan sebagaimana saya sebut diatasini masih ada toleransinya, boleh "ngudud" dan "berkumpul" asalkan bukan siang hari, tetapi boleh malam hari.

Yang  namanya aturan, memang harus dita'ati, saya lakukan saja dengan ihlas dilandasi dengan keyakinan bahwa nanti akan mendapat pahala di ahirat.

Alhamdulillah, hari ini saya lulus ujian walaupun saya tidak tahu dapat nilai berapa. Yang penting saya sudah menjalankan perintahnya selama sebulan penuh hingga tiba saatnya untuk merayakan kelulusan dan kemenangan dengan menghalau semua rintangan berupa hawa nafsu dengan merayakan  hari yang ditunggu tunggu yakni Idhul Fitri.

Hal yang pertama saya lakukan adalah sungkem kepada Ibunda sebagai ungkapan permohonan maaf seorang anak kepada orang tua (Ayahanda sudah tiada) dan berterimkasih atas semua yang telah diberikan selama ini. Setelah itu bermaaf maafan sesama keluarga dan handai tolan.

Sungkem | dok,Pribadi
Sungkem | dok,Pribadi

Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Taqobbalallohu minna waminkum, Taqobbal ya Karim, 

Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun