Mudik lebaran dengan segala hiruk pikuknya, selalu membawa kisah tentang  arti seorang hamba Allah yang selalu mensyukri nikmat,
Ini kisah tentang amanah, seorang petugas kepolisian nampak  mengatur lalu lintas kendaraan yang akan memasuki Pelabuhan Penyebrangan ASDP Merak, dengan memegang alat komunikasi dan sempritan di mulut yang biasa digunakan petugas kepolisian, ia mengayun ayunkan tangannya seolah mengabarkan "ayo maju terus, jangan berebut".
Ketika hari sudah mulai senja, matahari sudah hampir tenggelam menjelang waktu buka puasa, ia tak beranjak, malah mengambil beberapa bungkus makanan dan minuman, Â ta'zil untuk berbuka puasa, kemudian dibagikan kepada pengendara mobil yang sedang diaturnya, si empunya mobil yang kelihatan sudah lelah menerima dengan senyum.
Begitu pula saat tiba waktu berbuka, ia tak mau menepi, dengan tetap berdiri, Â sambil memperhatikan kondisi lalu lintas, ia teguk sebotol minuman (air mineral) sekedar untuk membatalkan puasanya.
Luar biasa bapak satu ini, soal keamanan, kenyamanan para pemudik yang datang dari berbakai kota  menunju dan memadati Pelabuhan Merak untuk menyebrang ke Sumatera dan sebaliknya,  memang berada dibawah tanggungjawabnya.
Jauh dari kesan pencitraan, ia terjun langsung bersama dengan jajarannya tiap saat ketika lalu lintas pemudik di wilayah hukum Polres Cilegon sedang mengalami krodit dan mengalami  kemacetan parah.
Berpuka puasa di tengah jalan dengan hanya meneguk air mineral, sungguh tindakan yang membuat terharu bagi siapapun yang melihatnya. Apa susahnya menepi atau mendatangi warung/restoran yang ada disekitarnya, tapi karena di pundaknya ada pangkat, ada tanggung jawab, bisa jadi cucuran keringat dan berbuka puasa hanya dengan meneguk air mineral  di tengah jalan, adalah nikmat tiada tara yang  diberikan Allah.
Jarang sekali kita temui sosok seperti ini, untuk orang yang selevel dengan beliau, biasanya disaat bulan Ramadan  diundang sana, diundang sini untuk buka bersama oleh para  kolega di resto resto besar.