Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kronik Perjuangan Pemberontakan Cilegon 1888 (Bagian 7)

10 Juli 2021   19:45 Diperbarui: 10 Juli 2021   20:48 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dengan siasat yang brilyan, pasukan Ki Wasid dapat menerobos penjagaan tentara yang sudah ditempatkan dimana mana. Pasukan Ki wasid berhasil menerobos pos penjagaan yang ada di sekitar hutan (gunung) putri, bersembunyi dan bermalam di area hutan Cinoyong pada tanggal 25-26 Juli 1888.

Pada malam hari tanggal 26 Juli, pasukan Ki Wasid bergerak meneruskan perjalanan, untuk kedua kalinya berhasil menerobos  penjagaan tentara yang sudah ditempatkan dimana mana. Tentara kolonial baru mengetahui kalau pasukan Ki Wasid  berhasil menerobos penjagaan sekitar tanggal 28 Juli.

Pihak pemerintah kolonial bingung bagaimana caranya pasukan Ki Wasid bisa luput dari penjagaan yang dianggap sudah kuat. Oleh karena itu, diambil langkah untuk segera menggeser  pasukan ke arah selatan.  Satu detaseman dipimpin patih Pandeglang di perintahkan untuk menjaga daerah Tajur, satu detasemen di tempatkan di daerah antara Pandat dan Tanjilahang dan sejumlah pasukan polisi yang dipimpin jaksa Caringin diperintahkan untuk mengawasi jalan yang menuju ke Selatan.

Sebetulnya dengan penempatan tentara yang demikian, praktis pasukan  pengepungan terhadap pasukan Ki Wasid sudah meliputi seluruh area yakni Brengas, Cinoyong, Cirogol, Brengkok, Cikembeureum, Pandat dan Tanjilahang. Namun entah bagaimana, ternyata pasukan Ki Wasid tetap dapat menerobos dan lolos dari pengepungan.

Dengan menaiki perahu milik tukang tambang, pasukan Ki Wasid menyeberangi sungai Cibungur, kemudian berjalan menyusuri pantai menuju Ciseukeut. Pasukan tentara kolonial yang mengadakan pengejaran, memperkirakan  pasukan Ki Wasid kemungkinan akan melanjutkan perjalanan menuju Ujung Kulon.

Untuk  maksud pengejaran dan penangkapan pasukan Ki Wasid yang sudah berada di willayah ini, tanggal 29 Juli 1888, pihak kolonial lantas mengadakan rapat di Labuan. Hadir dalam rapat tersebut antara lain asisten Residen Caringin Van der Meulen, Patih Pandeglang Raden Surawinangun, Kontrolir Caringin Maas, Jaksa Caringin Tubagus Anglingkusuma, Kapten Veenhuyzen, Letnan Visser dan Seran Wedel.

Dalam rapat tersebut, diputuskan Kapten Veenhuyzen memimpin misi penangkapan dengan mengirimkan pasukan ke Citeurep dengan maksud memotong pergerakan para pejuang pimpinan Ki Wasid.

Sesampainya di Ciuterep, ada laporan bahwa  pasukan Ki Wasid pada tanggal 29 pagi telah melintasi Citeurep menuju Ciseureuhem, sementara dilaporkan juga bahwa Wedana Panimbang dan Asisten Wedana Katumbiri sedang mengejar para pejuang.

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun