Keberadaan Anna Elisabeth di Seneja ini tentu saja ibarat masuk kendang macan lantaran di Seneja masih banyak pejuang berkumpul. Mulanya ia minta tolong kepada seorang perempuan untuk dicarikan andong, maksudnya untuk melarikan diri kearah  Serang.Â
Anna Elisabeth tidak sadar siapa yang dihadapannya, ternyata perempuan ini adalah Nyai Kamsidah, istri H. Ishak. Nyai Kamsidah bukannya menolong mencarikan andong, malah menyerang istri asisten Residen ini.Â
Terjadilah perkelahian antara Nyai Kamsidah dan Elisabeth. Nyai Kamsidah kemudian mendapat bantuan dari pejuang yang ada disitu, dua orang pejuang yang membantu Nyai Kamsidah lantas menyemprotkan sejenis cairan ke mata Anna Elisabeth. Elisabeth terbunuh, mayatnya kemudian di temukan disekitar jalan menuju Serang.
Keberangkatan para pejuang menuju Serang terdiri beberapa gelombang, Ini atas perintah Ki Wasid. Pasukan dibawah pimpinan Ki Wasid dan H,Tubagus Ismail berangkat terahir sore hari menjelang malam  setelah ada kepastian asisten Residen Gubbels berhasil dibunuh.
Sementara pasukan yang berangkat awal, masih menunggu kedatangan pasukan  Ki wasid dan H. .Tubagus Ismail di sekitaran Serdang-Krapyak. Setelah pasukan Ki Wasid bergabung,dengan penuh keyakinan, lantas bergerak menuju Serang.
Berbarengan dengan itu, tanpa disadari oleh Ki Wasid dan pasukannya, Bupati Serang didampingi dengan pasukan tantara kolonial pimpinan Letnan Van der Star,justru bergerak menuju Cilegon setelah ada laporan Cilegon di duduki para pejuang dan para pejabatnya mati terbunuh.
Bersambung ...
Catatatan :
Bagian 1,  Lihat disini Â