Dengan peristiwa 27 April 1999, Cilegon memulai babak baru dalam melaksanakan politik kekuasaan, Industri tak lagi bisa bertindak semaunya, harus mengikuti regulasi yang di buat penguasa.
Maka dari itu, sejak awal kepemimpinan Walikota Cilegon yang pertama yakni H.Tb. Aa'at Syafa'at diteruskn H.Tb. Iman Aryadi, terkadang  muncul konflik antara Industri terkait dengan  kepentingan pembangunan disatu pihak dan kepentingan Industri di pihak lain.
Namun demikian, pemerintah tak menafikkan bahwa Cilegon  sudah menjadi daerah industri yang secara bersamaan  berkembang perdagangan dan Jasa. Makanya politik pembangunannya adalah Peningkatan Ekonomi yang bertumpu pada Industri, Perdagangan dan Jasa.
Dengan visi itu, Penguasa membuat program yang bisa mendukung Industri Perdagangan dan Jasa. Atas dasar kesepakatan bersama, dibuatlah program prioritas yang disebut mega projek, salah satunya adalah membangun Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang membentang dari PCI hingga Ciwandan.
Disamping untuk mengurai kemacetan dalam kota, porjek ini juga untuk mendukung Industri dan pariwisata, tapi tak kalah pentingnya adalah agar masyarakat di selatan kota yang masih tertutup, bisa terangkat perekonomiannya dengan adanya JLS.
Pertama kali  projek dimulai, muncul  pro kontra, tapi penguasa dibawah kepemimpinan Walikota H.Tb. A'at Syafaat,  tetap berkeyakinan bahwa jika JLS ini selesai, dampaknya akan luar biasa bagi perkembangan ekonomi masyarakat.
Yang kontra beralasan, terlalu banyak menghamburkan anggaran.  Bagi saya, alasan itu hanya mengada ada, mereka  adalah  kelompok yang secara politis berseberangan dengan Walikota,  mempengaruhi kelompok lain untuk menentang pembangunan JLS,  jadi ada rivalitas didalamnya, tendensinya lebih mengarah pada kepentingan politik.
Benar apa kata Walikota terdahulu, setelah JLS rampung, dampaknya sangat luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi sekitar. Almarhum H.Tb. Aat Syafaat --ketika masih menjabat Walikota,-- sering mengatakan, masyarakat jual pisang atau hasil pertanian lain juga bisa hidup.
Sekarang terbukti, Masyarakat banyak buka warung/toko di pinggir jalan, Properti menjamur, Hotel berdiri megah, bahkan beberapa Industri berdiri di sekitar JLS, tanah yang awalnya tidak produktif, kini punya nilai ekonomi yang tinggi.
Dari aspek transportasi, JLS telah memberi manfaat luar biasa bagi masyarakat, orang mau berlibur ke Anyer tak perlu melintasi kota yang padat, Industri sangat diuntungkan karena angkutannya tak mengalami hambatan. Â JLS juga telah memberi berkah bagi kelompok yang dulu menentang, mereka ini sebagian jadi pengusaha angkutan, mereka juga yang menggunakan JLS yang dulu di tentangnya.