Walaupun begitu, dengan sangat menyesal saya kasih tahu ya, Â bahwa yang hampir Rp. 2 Trilyun itu adalah Pendapatan Daerah yang tertuang dalam APBD, Pendapatan Daerah salah satu sumbernya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).Â
Tentang berapa PAD Cilegon tahun ini atau tahun sebelumnya, coba cari tahu, tanya ke Anggota DPRD kek, tanya ke mbah Goegle kek, malu dong di baca oleh orang sedunia minimal dunia Kompasiana.
Selanjutnya Pram menulis soal Misi RAM ; "Dalam visi misinya, paslon nomor 2 dengan jargon "Sukses Cilegon Tak Boleh Henti" menawarkan program pemantapan di berbagai bidang yang sudah dijalani, tanpa ada tawaran trobosan baru. Ini hanya sekedar sempel dari sebuah permasalahan dalam kebijakan seorang kepala daerah, jika dirasa masih layak untuk dipilih atau cukup sampai disini".Â
Nah, lagi lagi Pram sangat cetek memahami sebuah misi, misi itu adalah ide besar dalam rangka untuk mencapai tujuan, dalam konteks pilkada maka tujuannya adalah membangun daerah.Â
Jadi misi itu tidak langsung merujuk pada kegiatan pembangunan itu sendiri. Soal tidak ada tawaran terobosan dari misi, ya misi memang harus dibuat begitu karena visi misi inilah yang nanti akan diterjemahkan dalam sebuah Rencana Pembangunan yang namanya RPJP/RPJM kemudian dijabarkan dalam APBD.
Pram cobalah belajar memahami permasalahan, jangan asal tulis, belajar juga memahami sebuah frasa atau kata, malu di baca anak sekolah, coba perhatikan frasa ini " Ini hanya sekedar sempel". Kata sempel itu dicari dalam kamus apapun tidak akan di temui, sempel itu ada dalam ucapan, tulisannya adalah sampel (Indonesia) sample (Inggeris). Jangan bikin malu orang cilegon dong.
Terhadap nyinyiran dalam kalimat "Ini hanya sekedar sempel dari sebuah permasalahan dalam kebijakan seorang kepala daerah, jika dirasa masih layak untuk dipilih atau cukup sampai disini". Jujur saya tak mengerti arahnya kemana. Belajarlah menyusun kalimat yang bisa dimengerti pembaca.
Sekarang saya lanjut soal promosi yang lain. Pram Menulis begini;
" Jalur perorangan, paslon H. Ali Mujahidin dan Firman Mutakin (MULIA) sejak awal muncul sudah mantap menantang petahana dengan jargon "Dinasti Korupsi Harus Terhenti" Mulia menawarkan regulasi perlindungan tenaga kerja daerah dengan membuat dan mengembangkan BUMD baru untuk ekspansi usaha lintas wilayah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini diharapkan mampu meciptakan 25.000 lapangan pekerjaan dengan progres rekrutmen 2000 tenaga kerja lokal pada 100 hari pertama. Mengatasi persoalan kesejahteraan, paslon nomor 1 ini memilih untuk perbaikan kualitas SDM dengan program beasiswa 25.000 multi jenjang dalam program training dan pelatihan keahlian. Serta pendidikan gratis melalui Bosda dan Kartu Cilegon Cerdas. Program Mulia terkesan lebih berani dalam pembangunan di berbagai aspek.
Saya tidak menanggapi soal misi Ali Mujahidin, saya tak ingin terjebak subjektifitas, biar masyarakat yang menilai. Tapi saya tegas menyatakan bahwa Pram menulis begini lantaran dalam dirinya ada nafas Ali Mujahidin, Pram adalah orang yang (mungkin) mendapat tugas untuk membuat opini buruk terhadap RAM dan membuat framing "kebagusan", framing "kemuliaan" dan framing lain yang dianggap menguntungkan Ali Mujahidin di mata publik, itulah tugas buzzer, makanya nama atau identitas asli Pram di Kompasiana di sembunyikan.
Ali Mujahidin adalah Calon Walikota Cilegon dari jalur Independen, ia juga Ketua PB (Pengusus Besar) Al-Khairiyah, sebuah Lembaga Pendidikan yang saat ini mengalami kemunduran dalam pengelolaan dan pengembangan Pesantren/Madrasah.Â