Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Pilkada Cilegon dan Sosok Mang Pram

8 Oktober 2020   16:03 Diperbarui: 9 Oktober 2020   12:44 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pram alias Rahmat Syafra'i, sebagai Humas Media Tim Sukses Calon walikota Cilegon Ali Mujahidin-Firman Mutaqin. dok. Cilegonnews.

Sudah beberapa hari, saya menanti tulisan Kompasianer Mang Pram --selanjutnya --Pram-, penantian saya lebih pada satu perkiraan ada balasan terhadap dua tulisan saya yang isinya menanggapi tulisan Pram sebelumnya.

lihat di sini dan di sini.

Inti tulisan saya adalah dugaan bahwa Pram adalah buzzer dari kelompok tertentu terkait Pilkada Cilegon yang menyeruak di Kompasiana, mendengungkan betapa buruknya calon Walikota Cilegon Ratu Ati Marliati (RAM). Beberapa tulisannya mem-framing RAM sedemikian rupa agar publik percaya terhadap opini yang dibangun. 

Saya juga menduga, Pram berada dalam lingkaran salah satu calon Walikota sehingga semua tulisannya tidak lagi objektif tetapi lebih didasarkan atas subjektifitas seorang yang ada dalam tubuh orang lain, nah apalagi namanya kalau bukan seorang buzzer.

Terahir saya membaca tulisan Pram soal Pilkada Cilegon dengan judul " Jangan Cuek sama Pilkada, Saatnya Milenial Tentukan Perubahan". Saya kira isinya akan membalas tulisan saya, tetapi ternyata tidak. 

Saya kira dengan judul itu akan lebih objektif, tapi ternyata juga tidak!. Isinya masih soal serangan terhadap RAM, serangan yang menunjukkan kebodohannya sendiri, selanjutnya tak lebih hanya soal pemujaan dan promosi (iklan) sampah yang tiada guna, promosi gratis di Kompasiana terhadap Calon Walikota kompetitor RAM yakni Calon Walikota Independen Ali Mujahidin.

Pram menulis begini; "Selaras dengan tingginya pengangguran, total warga miskin pun meningkat. Sedikitnya 14.000 warga miskin hidup di kota dengan PAD hampir Rp2 Triliun (Sumber Badan Pusat Statistik)".  

Dengan kalimat seperti ini, bagi yang tahu soal APBD Cilegon akan menunjuk muka Pram, bahwa sejatinya Pram tidak mengerti soal APBD atau soal keuangan daerah. Ini yang bodoh BPS apa yang nulis.

Menurut saya tidak mungkin BPS merilis PAD Cilegon dengan kalimat "hampir Rp.2 Trilyun" lantaran statistik akan merujuk angka ril. Lagi pula BPS sangat mengerti soal keuangan daerah, BPS  tahu mana yang disebut PAD, mana yang namanya APBD. 

Jika Pram menulis PAD hampir 2 Trilyun, maka Pram telah menunjukkan dirinya sebagai orang yang tidak faham soal PAD itu sendiri. Wahai Pram, kalau tidak tau singkatannya, nih baca, PAD adalah Pendapatan Asli Daerah, jelas?. 

Belajar dulu dong jangan asal tulis. Coba pelajari  sumber pendapatan daerah itu dari mana saja, jangan jangan format dan struktur APBD saja Pram tidak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun