Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pilpres dan Kebohongan

27 September 2018   00:39 Diperbarui: 27 September 2018   01:55 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, saya menulis tentang hiruk pikuk masalah Pilpres 2019 di medsos. Dalam tulisan itu, saya mengungkapkan salah satu sisi yang  menarik yakni adanya Kepura-puraan dan Keterpaksaan (lihat disini)

Untuk kelanjutan dari tulisan itu, saya coba meneropong sisi yang lain dari hiruk pikuk Pilpres yang ada di medsos yakni munculnya berbagai bentuk kebohongan.  

Kebohongan asluhunya bohong, adapun arti bohong seperti dikatakan mister Wikipidia adalah pernyataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya.

Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, bohong merupakan kata sifat yang artinya tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya.

Setelah kata bohong ditambah dengan awalan ke dan ahiran an  menjadi ke-bohong-an, artinya sesuatu yang bohong.

Jika  saat ini kita perhatikan secara seksama, sesuatu yang bohong ini banyak  berseliweran di medsos termasuk juga hal hil hul yang berkaitan dengan Pilpres.

Bentuk bentuk kebohongan terkait Pilpres ini amatlah beragam, ada berita yang tidak benar, ada visual yang tidak benar. Kebohongan yang sama dan sebangun dengan ketidakbenaran, diolah sedemikian rupa seolah-olah  menjadi kebenaran. Tujuannya tak lain untuk mempengaruhi orang lain agar percaya bahwa apa yang disuguhkan itu adalah benar adanya.

Tidak percaya?. Ini contohnya.

Ahir-ahir ini, telah digembar gemborkan tentang bagaimana keberhasilan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia dalam membangun infrastruktur di Indonesia.

Tersebutlah bagaimana Jokowi berhasil melaksanakan pemerataan pembangunan ke seluruh peloksok negeri. Disebutkan melalui sebuah foto yang diunggah di medsos berupa pembangunan POM Bensin yang sudah bisa menjangkau daerah pegunungan di Papua.

Dalam foto tersebut dituliskan, "Terimakasih Bapak, Sejak Bapa jadi Presiden,Mama tidak perlu ke Kota untuk beli bensin, di gunung gunung papuapun ada, harganya sama dengan di Jakarta". Kemudian dibawahnya  terdapat tulisan "Jokowi 2 Periode".


Sulit untuk melacak dari pihak mana yang membuat foto itu, tapi yang jelas penampakan foto itu dimaksudkan untuk mempengaruhi rakyat betapa luar biasanya kepemimpinan Jokowi dalam akselerasi pembangunan atau dengan kata lain, Foto itu dijadikan senjata untuk mempengaruhi  agar nitizen percaya bahwa Jokowi telah berhasil membangun POM bensin di Pegunungan meskipun hanya ada jalan setapak.

Apa yang diharapkan dengan adanya foto POM Bensin itu, nyata berhasil mempengaruhi orang. Hal ini terbukti ada kader dari partai dimana Jokowi bernaung sekaligus seorang caleg pada Pileg 2019, memposting dalam akun face booknya sebagai bentuk promosi tentang Jokowi 2 Periode.

Tak lama berselang, postingan itu banyak menuai komentar dengan menampilkan bagian dari foto yang ada yakni seorang wanita yang mengacungkan jempol dengan latar pertanian, foto pom bensin dengan latar bukan pegunungan dan foto pegunungan dengan jalan setapak.

Foto Ahyadi
Foto Ahyadi
Jadi intinya, saya menyimpulkan foto seorang wanita Papua dengan latar Pom Bensin dan pegunungan yang di posting di akun face book salah satu caleg  itu adalah hasil rekayasa genetika fotografi alias foto editan.

Foto Ahyadi
Foto Ahyadi
Foto Ahyadi
Foto Ahyadi
Meminjam istilah dalam dunia keaspalan, bisa dikatakan bahwa foto yang di posting itu asli tapi palsu sehingga jika menuruti kamus besar Bahasa Indonesia disebut Kebohongan.

Percaya silahkan, engga percaya ya silahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun