Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Status, Siapapun Bisa Berubah

23 September 2018   23:01 Diperbarui: 24 September 2018   00:29 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu kuliah dulu, ndasku mumet mendapat materi kuliah soal Perilaku dan Sikap.

Sebagaimana sudah diartikan dengan baku bahwa;

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia  itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :  berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,  membaca, dan sebagainya.

Sedangkan  yang disebut Sikap merupakan sesuatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.

Jadi, Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.

Dosen saya bilang, atas dasar pengertian diatas, Perilaku dan Sikap bisa berubah menurut  sikon.

Sekarang saya ngga mumet lagi, apa sebab?,

Ya karena saya  sudah mendapat pencerahan  melalui dongeng  kebinatangan. Dongeng itu menurut saya  mudah dicerna , logis, sehingga  bisa diterima dengan nalar di banding dengan pencerahan Farhat Abas soal  Surga Neraka.

Seperti sudah sama sama di  ketahui, Farhat Abas -- pengacara yang  sekarang Jomblo akibat ditinggalkan para istrinya--, sebagai juru bicara  Tim Pemenangan Jokowi, bahkan mengklaim diri sebagai Jubir Indonesia,  justru membuat orang keki, bahkan ada yang marah pula.

Apa sebab?, karena pencerahannya didasarkan atas subyektifitas  pribadi yang melihat bahwa dirinya atau kelompoknya lebih baik dari yang  lain. Farhat tidak sadar bahwa sikap mengagungkan diri sendiri atau  kelompoknya dan selalu merendahkan orang lain itu pernah dilakukan oleh  setan saat disuruh tunduk kepada Adam. Setan tidak mau tunduk karena  menganggap dirinya lebih unggul lantaran dibuat dari api, sedangkan Adam  dibuat dari tanah.Perilaku Setan yang sombong itulah yang membuahkan hasil hukuman yaitu dikeluarkan dari Surga.

Demikian juga dengan Farhat, karena saking sombongnya,  ia mengatakan  bahwa "Yang pilih Jokowi masuk Surga, yang tidak pilih Jokowi masuk  Neraka". Oleh karena ucapan itulah ahirnya Farhat di tarik sebagai juru  bicara Tim Pemenangan Jokowi alias di Pecat.

Saya melihatnya,  sikap dan prilaku Farhat ini  tidak mencerminkan  sebagai orang yang bersahaja, bahkan mungkin tidak sesuai dengan garis  garis etika yang sudah ditentukan oleh Timnya sendiri, bisa jadi karena  pemahaman keagamaan Farhat yang rendah alias dibawah standar.

Lantas bagaimana dengan dongeng kebinatangan?.

Tersebutlah di Negeri binatang, terjadi hajat besar-besaran, gaungnya  tersebar diseluruh negeri binatang  yakni adanya Perkawinan antara  Singa Jantan dan Singa betina yang akan menjadi pasangan suami istri.  Dalam dunia binatang, Singa sudah terkenal dengan julukan sebagai si  Raja Hutan.

Singa kemudian mengumumkan tentang   peraturan terkait pelaksanaan  perkawinan itu. Isi peraturannya yakni pada saat pelaksanaan Perkawinan,  para binatang dilarang duduk atau berdiri melebihi batas yang sudah  ditentukan, alasannya supaya lebih hidmat, rukun, damai dan harmoni  sesama binatang atau dalam bahasa politik kebinatangan semua sama dan  sederajat dalam melihat pelaksanaan perkawinan itu.  

Semua binatang tentu saja takut atas titah si Raja hutan, tersebab  takutnya itulah kemudian para binatang, baik yang berstatus sebagai kaki  tangan Singa maupun yang hanya binatang biasa, manut dawuh atas  peraturan itu

" La wong yang bikin  Raja Hutan kok", kata bebek saat ditanya Kucing  kenapa semua duduk bertafakkur tidak ada yang berani melewati batas  yang sudah di tentukan.

"Alaah ngapain takut bek, saya mah ngga dikasih makan Singa ini,  kalau kamu sih wajar  karena memang sukanya ngebebek", jawab Kucing.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba Kucing melompat ke depan Singa yang  sudah siap siap melaksanakan prosesi perkawinan. Tentu saja semua  binatang yang hadir kaget bukan kepalang. Beberapa binatang yang  bertugas dalam bidang pengamanan berusaha mencegah kucing.

Salah satu binatang yang ikut mencegah kucing adalah Kadal. Kadal  yang sukanya ngadalin binatang lain memang ditugaskan untuk menangkal  hal hil hul yang dianggap bisa mengganggu pelaksanaan perkawinan.  

Dipilihnya kadal yang dulunya sering melecehkan Singa, tak lebih dari kejelian Singa agar Kadal tidak lagi berkoar koar. Maka dari itu, dimanfaatkanlah tenaganya sebagai ahli yang utama  untuk menangkal  celoteh binatang lain yang tidak sealur dengan Singa.

" Hai kucing, apa maksud ente melanggar aturan dalam pernikahan ini",  Kadal menghampiri Kucing. Di tegur Kadal, Kucing malah mencibir Kadal  lantaran faham betul perilaku kadal yang suka  menjilat Singa dan paling senang ngadalin binatang lain.  

"Oalah daaaaaaaal, ente  ngga bakal saya kasih tau, udah sono bilang  sama Singa, saya mau memberitahukan sesuatu yang sangat penting", jawab  Kucing.

"Kasih tau juga, binatang lain ngga perlu mendengar, makanya saya akan berbisik saja", lanjut Kucing.

Kadal diam sebentar sambil berpikir.

"Wah mungkin ada sesuatu yang gawat", gumam Kadal dalam hati seraya menuruti kemauan Kucing.

Setelah kadal lapor ke Singa, Kucing dipersilahkan untuk menghadap Singa.

"Ada hal penting apakah kiranya sahabat hingga kamu mau membisiki sesuatu kepada saya Cing". Sapa Singa berlaga akrab

Kucing hanya tersenyum sambil mendekatkan mulutnya ke dekat telinga  Singa dengan maksud membisikkan sesuatu. Namun tiba tiba Singa  menggelengkan kepalanya berkali kali seperti sedang kegelian,

"Sialan kamu ini", Singa menghardik     

 "Emang kenapa ?", tanya kucing kaget.

"Itu kumis kamu masuk kedalam telinga saya, geli tau".

"Ha ha ha, maaf belum saya cukur", jawab Kucing sambil mendekatkan  kembali mulutnya ke dekat telinga Singa lantas membisikkan sesuatu.

"Begini ya sahabat, waspadalah dengan pernikahan ini", bisik kucing.

"Haaah, maksud kamu apa", kata Singa.

"Huss, jangan kuat kuat ngomongnya, nanti terdengar binatang lain", kata Kucing

"Oh, ya, coba apa"

"Begini, hati hati dengan pernikahan ini, saya juga dulunya Singa,  tapi setelah punya istri, saya berubah seperti ini, baik fisik, penampilan,  sikap maupun prilaku saya", bisik Kucing  serius.

Singa yang juga terkenal dengan otaknya yang encer, mudah faham  dengan maksud Kucing, bahwa dengan  adanya perubahan status, bisa jadi  akan merubah sikap dan perilaku, Singa pun manggut manggut. Setelah itu Perkawinan berlanjut dengan meriah.

Singa memahami betul bahwa Pernikahan hanyalah sebagai suatu simpul tentang situasi dan  kondisi,. Bisa jadi dengan adanya istri, Singa yang tadinya kelihatan  pemberani, berubah menjadi penakut karena memang takut dengan istri.

Belajar dari dongeng itu, jika dikaitkan dengan kehidupan sosial, maka logikanya adalah bahwa dengan adanya status baru,  baik itu Jabatan, pangkat, termasuk kekayaan, akan  berpotensi merubah sikap dan perilaku seseorang.

Orang yang tadinya ramah bisa jadi berubah songong.

Orang yang tadinya alim, bisa jadi alimput alias alimnya nyumput nyumput

Orang yang tadinya galak bisa jadi berubah penurut.

Orang yang tadinya suka memberi nasihat, bisa jadi lupa nasihatnya.

Orang yang tadinya bla bla bla, bisa jadi jadi blo blo blo.

Dan itu berlaku kepada siapapun, dari golongan dan stratifikasi  social manapun terutama bagi yang senangnya  mengejar keduniawian

Catatan:

(Cerita Singa saya sarikan dari Pencerahan Aa Gym setelah saya olah memakai narasi yang berbeda).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun