Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mang Sarmidin dan BPJS

11 September 2018   23:46 Diperbarui: 12 September 2018   00:12 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
facebook.com/bpjsid

Mang Sarmidin,  datang ke rumah saya lagi, ngajak ngobrol masalah BPJS, katanya ia baru saja pulang dari kantor BPJS, bayar iuran bulanan.

"Di Aji, saya ini sejak pertama ikut BPJS, tiap bulan bayar terus", Mang Sarmidin mengawali obrolan dengan memanggil saya Di aji.

"La iya harus bayar atuh, kan sudah kwajiban kalau ikut sebagai peserta", saya menimpli.

"Tapi saya belum pernah berobat karena ngga pernah sakit", ujar Mang Sarmidin

"Aiiih ngga boleh begitu Mang, pamali, kita itu harus bersyukur, dikasih sehat oleh Allah", kata saya setengah nasihat.

"Bukan gitu di aji, itu Sarkawi sakit, baru bulan kemarin ikut BPJS,  terus biayanya katanya ditanggung BPJS", keluh Mang Sarmidin

"La terus apa masalahnya",tanya saya

" La kalau dipikir pikir, berarti biaya pengobatan mang Sarkawi pakai uang kita kita yang ngga sakit dong"

"Ya emang begitu", tegas saya.

"Wduh duh duuuuh, berarti bukan uang pemerintah  ya".

Mang Sarmidin yang kerjanya ternak kambing  rupanya baru tahu soal itu.

"ya sudahlah Mang, ikuti saja program itu, kan hitung hitung ikut meringankan pemerintah"

"Oh jadi ikut meringankan Pak Presiden juga ya".

"PAS", Jawab saya.

"Berarti saya telah menolong pak Presiden  ya di aji"

"PAS", lanjut saya lagi.

"Mang Sarmidin termasuk rakyat yang hebat, sudah ikut meringankan beban negara", sedikit saya memuji

"Di aji nih gimana sih, harusnya juga pak presiden yang nolong saya, saya kan rakyat kecil". timpal Mang Sarmidin,

"Maksudnya gimana Mang", pancing saya.

 " Ya rakyat harusnya ngga usah di minta iuran tiap bulan, tuh kaya di  Malaysia, rakyat tidak diminta iuran, tapi kalau rakyat ada yang sakit dan berobat,  katanya bebas biaya"

"Tau dari mana Mang Sarmidin-nya"

"La itu si Rofi baru pulang dari TKI, cerita begitu".

"Ooh ya mungkin, Malaysia kan sudah makmur ", kata saya meyakinkan.

 "La kita di Indonesia ini, sedang giat membangun, tapi dananya ngga kaya Malaysia"

"Masa sih", potong Mang Sarmidin

"Iya, Indonesia ini hutangnya ngga bisa dihitung Mang Sarmidin dan ngga bakal kebayar dua turunan Mang Sarmidin, makanya kita harus maklum kalau dana BPJS Ketenagakerjaan yang puluhan trilyun, yang seharusnya buat bayar tenaga kerja yang sakit, katanya  juga di pakai untuk membangun infrastruktur". kata saya meyakinkan Mang  Sarmidin.

"Waduh, trilyun itu berapa"

"Satu trilyun itu, satu milyar milyar", 

"Ooooooooh , ya sudah kalau begitu", jawab Mang Sarmidin mengahiri obrolan

Referensi: Tribun News.com 21 Maret 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun