Sore hari, 2 Juni 2018, Â ba'da sholat ashar, terdengar sangat jelas dari pengeras suara Masjid Ghede Kauman Yogyakarta bahwa sebentar lagi, sebelum pengajian menjelang buka puasa, akan dilaksanakan acara pembacaan kalimat syahadat atau pengislaman dua orang WNA di hadapan Jama'ah Masjid.
Saya yang kebetulan sedang ada acara keluarga di Yogyakarta dan menginap di rumah anak saya yang berada di lingkungan Kauman, tepatnya 100 meter belakang masjid Kauman, segera bangun dari leyeh-leyeh, tertarik untuk menyaksikan acara pembacaan kalimat syahadat itu dan segera bergegas ke Masjid.
Di Masjid sudah ada dua orang WNA satu laki laki, satu perempuan  berhadap hadapan dengan dua orang petugas Masjid duduk lesehan didepan sebuah meja pendek disaksikan puluhan Jama'ah.Â
Ketika saya tiba di Masjid, upacara pembacaan kalimah syahadat rupanya sudah dimulai, namun saya masih bisa menyaksikan bagaimana dua orang mualaf ini perlahan membaca dua kalimat syahadat dituntun oleh petugas dilanjutkan dengan penanda tanganan sebuah sertifikat yang dikeluarkan oleh Pengurus Masjid tanda keduanya secara resmi masuk Islam.
Sementara yang perempuan namanya Louisa Kenealy adalah warganegara Inggris yang lahir pada 11/6/1982 adalah salah seorang guru kursus Bahasa Inggris beragama Katolik, kelihatan anggun dengan pakaian hijabnya dan selalu menebar senyum kebahagiaan pasca pembacaan kalimah syahadat.
Yang menarik dari upacara ikrar kesaksian ini, bukan hanya hijrahnya makhluk Allah ini memeluk  agama Islam, tapi justru proses dari ketertarikan dalam mengambil keputusan untuk berhijrah.
Louisa tertarik dengan Islam, bukan karena nasihat ulama atau ustad, tapi justru dari seorang bocah atau anak kecil berumur 6 tahun yang pandai membaca Al-qur'an. Anak kecil ini bernama Naura Salina murid TK Suryocondo. Louisa tertarik dengan bacaan Alqu'an dari Naura dan menjadikan keduanya bersahabat hingga ahirnya Louisa minta di ajari membaca Al-qur'an. Naurapun mengajari Louisa dengan Iqro yakni cara praktis belajar membaca  Alqu'an dari tingkat dasar.
"Saya tidak menyangka kalau Louisa sering main ke rumah itu belajar ngaji, saya kira hanya main biasa saja, maklum saya jarang ada di rumah", kata oky orang tua Naura.
Menurut Oky yang ikut mengantar Martin dan Louisa  ke Masjid Kauman bersama istrinya dengan panggilan mba Icha, Louisa  belajar ngaji selama 4 bulan dari anaknya sampai ahirnya  Louisa  memutuskan untuk masuk Islam.
Jama'ah Masjidpun ikut takjub dengan Naura, anak sekecil itu sudah mampu membimbing dan menjadi inspirator orang asing yang belum pandai berbahasa Indonesia untuk masuk Islam, selidik punya selidik ternyata keduanya bersahabat dan saling belajar, Naura bisa bahasa Inggris diajari Louisa, sementara Louisa diajari baca Alqur'an.
"Insya Allah, di depan anak mas Oky ini sudah terbentang pintu syurga", kata salah seorang jama'ah.
Sementara Louisa yang baru jadi mualaf mengaku akan terus belajar Islam dari siapa saja yang mau menuntunnya, termasuk belajar Islam dari Internet.
Subhanallah, Al-qur'an memang menjadi petunjuk bagi ummat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H