Hari kedua, rombongan kedua tiba di Semarang yakni Kompol Edi Iryanto, Dhani Okta. Diantara kami, Kompol Edi Iryanto-lah yang hafal liku liku kuliner maupun tempat tempat kuliner Semarang.
Tak ayal, saat bergabung, Kompol Edi membawa kami ke suatu tempat kuliner namanya Soto Bangkong. Sotonya tentu tak asing, tapi bangkongnya ini yang menjadi ganjalan sebab di Banten, Bangkong adalah salah satu jenis kodok.
Untuk saat ini, tempat yang paling terkenal sebagai pusat oleh oleh adalah wilayah Pandanaran, sedangkan toko yang terkenal adalah Toko Bandeng Juwana. Memang toko ini boleh dibilang paling lengkap menjual oleh oleh has Semarang termasuk Lumpia tentunya.
Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh, sesungguhnya Lumpia ini awalnya berkembang disekitar Mataram hingga terkenal juga dengan sebutan Lumpia Mataram. Sayapun kemudian meluncur ke Mataram, disepanjang jalan ini berjejer penjual Lumpia. Melalui insting inteljen, saya ahirnya menemukan penjual yang katanya produknya rasanya enak, namanya Lumpia Asli Mataram.
Selesai pesan Lumpia basah (belum digoreng) untuk oleh oleh, saya dan kawan kawan melihat banyak orang berkerumun disebuah tenda. Ternyata didalam tenda banyak orang yang sedang menikmati kuliner "Nasi Pecel", namanya Nasi Pecel Mataram F2. F2 sendiri menurut mbok penjualnya diambil dari dua anaknya yang bernisial F.