Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Acara Droundbreaking Pelabuhan Warnasari (1); Mempersiapkan Kehadiran Mentri Perhubungan

31 Agustus 2017   18:48 Diperbarui: 1 September 2017   18:30 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Walikota Cilegon DR.H.Tb.Iman Ariyadi (kiri) dan Wakil Walikota H.Edi Eriadi saat meninjau Persiapan acara Dok.Pribadi

Hari Selasa 29/8, ba'da Dhuhur, saya ikut mendampingi Walikota Cilegon DR Tb.H.Iman Ariyadi melihat persiapan rencana hajat besar rakyat Cilegon yakni Droudbreaking Pembanguna Pelabuhan Warnasari milik Pemkot Cilegon yang akan dihadiri langsung Mentri Perindustrian RI Budi Karya.M.

Di lokasi, ternyata sudah ada Wakil Walikota H.Edi Eriadi yang sedang mengawasi beberapa pekerja memasang karpet merah dibawah tenda yang sudah terpasang dengan kokoh.

Sejenak kami bertiga, duduk dikursi yang rencananya untuk diduduki para tamu baik dari Kementrian Perhubungan utamanya Pak Mentri Perhubungan Budi dan pejabat lain.

Memandang kearah laut lepas yang sebentar lagi ditempat yang kami duduki ini akan dibangun Pelabuhan terbesit berbagai harapan dan impian masa depan Cilegon yang sejahtera.

Maka wajar jika dalam hati sanubari kami bertiga bergejolak perasaan gembira sambil memandangi kesegala arah areal tanah seluas 45 hektar yang secara resmi dimiliki oleh Pemkot Cilegon yang sebentar lagi akan terhampar sebuah dermaga beserta fasilitas pendukung lainnya.

Namun ditengah kegembiraan itu, saya melirik ke Walikota Cilegon dan memberitahukan tentang perasaan saya.

"Perasaan apa?", tanya Pak wali.

"Perasaan saya ada seseorang yang hadir disini, mengawasi kita bertiga",jawab saya agak lesu.

"Mana?, siapa orangnya?", tanya Walikota lagi.

"Ya memang ngga kelihatan Pak, tapi perasaan saya, seolah olah Pak Walisepuh hadir disini",

Walisepuh adalah panggilan kehormatan mantan Walikota Cilegon yang pertama yakni Almarhum Bapak H.Tb. A'at Syafaat.

Mendengar jawaban saya, Pak Walikota, Pak Wakil Walikota diam sebentar. Saya melihat raut muka kedua pimpinan Cilegon ini tertegun.

"Ya pasti, pak Wali Sepuh sudah berjuang, dan rela mengorbankan segalanya demi tercapainya Pelabuhan ini, tapi....", pak Wakil menimpali dan berhenti bicara, lantas  menerukan perkataannya.

"...Tapi beliau tidak sempat menyaksikan secara fisik pada saat cita cita beliau terlaksana", pungkas Pak Edi.

"Ya saya yakin, meskipun beliau sudah tidak ada, tapi beliau tetap menyaksikan keberhasilan ini, seseorang yang sudah meninggal dunia, laksana ikan dalam Aquarium, bisa melihat walaupun tidak bisa keluar", kata Pak Walikota yang juga putera Pak Walisepuh.

Beberapa saat kemudian, Walikota beranjak dari kursi mengajak saya dan beberapa rekan wartawan yang ternyata ada disitu untuk melihat pemandangan Warnasari dari bibir pantai sambil memberitahukan patok perbatasan.

"Kita jalan yuk lihat perbatasan yang disebelah sana", kata Walikota sambil menunjuk sebuah patok besar yang samar samar terlihat dari kejauhan.

Beberapa langkah kemudian, Walikota berhenti di dekat sebuah karang yang ada dibibir pantai yang dikelilingi air laut yang kelihatan sangat bening. 

Bergaya dulu.Dok.Pribadi
Bergaya dulu.Dok.Pribadi
"Sebentar ya, saya tadi belum shalat duhur, saya sholat dulu ya", kata Walikota dan bergegas menaiki karang, ambil air wudhu. Saya yang sudah sholat sebelum berangkat, berkesempatan untuk bergaya memandangi indahnya alam lahan Warnasari.

https://web.facebook.com/ardiansyah.sriwijaya/videos/10212322564812152/

Setelah sholat selesai, lanjut menyusuri bibir pantai, sesekali ia melemparkan batu karang ketengah laut adu jauh dengan  lemparan para wartawan, tentu saja kalah dengan lemparan bung bung Ronal yang berbadan tegap.

Bergaya lagi. Dok.Pribadi
Bergaya lagi. Dok.Pribadi
Menyusuri bibir pantai yang berjarak kurang lebih 1 km, tak terasa sudah sampai ke titik perbatasan.

"Agak capek juga ya", begitu kata Walikota saat balik jalan menuju tenda.

"Ini belum ada 25 persennya dari perjuangan pak Aat, dulu Almarhum jalan kaki di pegunungan setengah hari, hanya untuk survey pembuatan jalan masyarakat", kata saya menanggapi keluhan          Walikota.

"Oh, ya, kata Pak nasir tadi, katanya disini juga ada Pak Walipsepuh, kalian percaya ngga", tiba tiba Walikota bertanya kepada rekanrekan wartawan.

Yang ditanya tidak menjawab, hanya kepalanya saja yang manggut manggut.

Pembicaraan tentang Pak Walisepuh alias Pak H.Tb.A'at Syafaat memang tidak bisa dipisahkan dengan Pembangunan pelabuhan milik Pemkot Cilegon.

H.Tb.A'at Syafaat merupakan Walikota pemberani dan tak pernah punya rasa takut dalam memerjuangkan kepentingan Cilegon yang salah satunya adalah Perjuangan agar Cilegon punya Pelabuhan sendiri. Menurut keyakinan beliau, Cilegon ini tidak punya Sumber Daya Alam seperti Daerah lain yang bisa dieksploitasi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Oleh karenanya, harus ada terobosan lain yang sesuai dengan kondisi Cilegon yakni Kota Industri dan Perdagangan. Pikiran beliau sangat brillian, Pelabuhan adalah pilihannya. Dengan memanfaatkan lahan Kubangsari yang berstatus tanah Negara dan secara Fisik dikuasai Pemkot Cilegon dan diminta HPLnya ke BPN, Pak A'at sebagai Walikota membangun Dermaga di Kubangsari.

Dari sinilah cerita panjang perjuangan Kubangsari meruncing karena ada klaim kepemilikan dari Krakatau Steel walaupun baik de fakto maupun de Jure Krakatau Steel tak punya hak apapun terhadap tanah Kubangsari, namun karena ada kepentingan pusat disitu, maka konflik atas penguasaan Lahan Kubangsari antara Pemkot/masayarakat dengan Krakatau Steel sebagai kepanjangan Pusatpun tak terhindarkan lantaran BPN secara sepihak memasukkan Lahan Kubangsari kedalam HGB Krakatau Steel, terkait untuk kepentingan Krakatau Posco. 

Ditengah konflik yang memuncak, disaat H.Tb.Iman Aryadi menjabat Walikota Cilegon menggantikan H.Tb.A'at Syafaat, konflik terkait masalah penguasaan bisa diselesaikan berkat campur tangan Menteri Perindustrian RI MS Hidayat, Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan dan Mentri BUMN Dahlan Iskan.

Atas jasa  bahkan permintaan dari Mentri diatas, ahirnya Krakatau Steel bersedia mengganti lahan Kubangsari dengan lahan Warnasari, sedangkan Krakatau Steel juga mengganti biaya Pembangunan Dermaga Kubangsari, jadilah Warnasari sebagai lahan milik Pemkot Cilegon melalui Sertifikat yang dikeluarkan BPN.

Arikel lAWAS yang terkait lihat di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun