Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sengkuni yang Licik dan Haus Kekuasaan

20 Agustus 2017   13:37 Diperbarui: 3 September 2017   13:34 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dokumntasi Album Pewayangan

Pastinya, diantara sohib ada yang mengenal dengan seorang tokoh (pewayangan) yang bernama Patih R.Gandera (bukan R.Gaper), namanya sering berubah, ia juga dijuluki Harya Suman, kadang disebut Sang Maha Julig.

Sebelum menjadi Patih atau sebut saja waktu masih muda, R. Gandera ini punya nama Tri Gantalpati. Tampangnya memang agak lumayan, orang kampung bilang "sejen dewek" karena merasa ganteng.

Sayangnya, Tri Gantalpati punya watak sombong, akalnya banyak, karena banyak akal itulah ia jadi licik. Disamping wataknya diatas, ia juga punya tabiat suka iri, suka haus, yakni haus kekuasaan. Makanya untuk memuluskan apa yang diinginkan, Tri Gantalpati tak segan melakukan sesuatu dengan menghalalkan segala cara.

Diceritakan oleh Kidalang..

Saat itu Tri Gantalpati hidup di Negara HAstana ikut dengan kakaknya yang kawin dengan Prabu Pandhu, Raja Astana. Karena tabia'atnya yang buruk dan haus kekuasaan, Tri Gantalpati dengan segala cara berusaha untuk menumbangkan kekuasaan Gandamana yang saat itu menjadi Patih di HAstana, jabatan Patih memang sudah menjadi incaran Tri Gantalpati sejak lama.

Mulailah ia berkalaborasi dengan para kurawa agar bagaimana caranya Tri Gantalpati menjadi Patih menggantikan Patih Gandamana. Tri Gantalpati yang pintar dan ahli menghasut, kalau perlu menyebar kebencian, berhasil meyakinkan para Kurawa sehingga para Kurawa ahirnya rame rame mengeroyok Patih Gandamana.

Patih Gandamana berhasil dikalahkan para Kurawa, jasadnya dimasukkan kedalam sumur dan ditimbun dengan tanah. Langkah selanjutnya Tri Gantalpati yang banyak akal, buru buru membuat laporan palsu kepada Prabu Pandhu tentang kejadian yang menimpa Patih Gandamana. Dengan laporan palsu itu, ahirnya Tri Gantalpati dipercaya menduduki jabatan bergengsi yakni menjadi Patih.

Kidalang lanjut bercerita.  

Patih Gandamana  yang jasadnya di masukkan kedalam sumur dan dikira sudah tewas oleh para kurawa, ternyata masih hidup dan berhasil menemui Tri Gantalpati lantas menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Dasar patih sombong, Tri Gantalpati bukannya minta maaf, malah berkata yang menyakitkan dan menusuk perasaan patih Gandamana. Gandamana geram bukan kepalang, kesabarannya habis, dihajarnya Tri Gantalpati hingga babak belur, tubuhnya terluka parah, bahkan oleh Gandamana, mulut Tri Gantalpati disobek dan matanyapun menjadi cacat, alhasil Tri Gantalpati seketika rupanya menjadi tak karuan. Nama Tri Gantalpati kemudian  berubah menjadi Patih Sengkuni.

Selama menjadi Patih, Sengkuni telah berhasil dan mempunyai peran besar dalam pembentukan karakter para Kurawa, sayangnya apa yang ditanamkan Patih Sengkuni kepada para kurawa itu bukan pembentukan watak atau karakter yang baik, tetapi membentuk watak Kurawa membenci para Pandawa.

Sungguh kasihan nasib Patih Sengkuni, Seperti diceritakan oleh Kidalang,  Sengkuni ahirnya tewas, badannya  tercabik cabik oleh kesaktian pusaka Kuku Pancanaka milik R Werkudara dalam  perang Baratayuda.

(diolah dari berbagai literature).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun