Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tak Pernah Saur, Tapi Tetap Saur.

19 Juni 2017   01:30 Diperbarui: 19 Juni 2017   06:28 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah kata sekaligus sebuah perbuatan yang tidak pernah ketinggalan dalam bulan Ramadhon adalah “Sahur”. Sahur bukan semata mata kebiasaan, tapi merupakan sebuah sunnah yang telah diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW, dalam menghadapi puasa di bulan Ramdhon.

Berdasarkan Hadis dari Anas bin Maalik Radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.”

Hadis yang lain,  disebutkan dalam Hadis yang berasal dari Abu Sa‘id al-Khudry, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh k dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur”.

Ya itulah Sahur, meski orang pada saat itu masih terkantuk kantuk, dengan hati yang mantap, ia tetap bangun melaksanakan makan dipenghujung malam, tujuannya bukan semata mata menabung makanan untuk esok hari yang sehari penuh orang tidak diperbolehkan makan, tetapi juga mengharap keberkahan dari sahur sebagaimana disebutkan dalam hadis diatas.

Dalam rangka menyambut sahur inipula, banyak orang yang kemudian mengingatkan kepada sesamanya, caranya berbagai macam, ada yang berkelililing kampung, berkelililing komplek, membawa tabuhan membangunkan warga bahwa waktu sahur telah tiba, ada juga yang mengumumkan dan mengingatkan dari pengeras suara di Mesjid atau Musholla.

Ya itulah Sahur yang telah masuk dalam berbagai dimensi kehidupan umat manusia, tak jarang, orang kemudian membuat acara bersama dalam melaksanakan sahur, seperti Sahur On the Road, membagi bagi makanan sahur kepada sesama, tujuannya tidak semata mata makan bareng bersama diwaktu sahur, tetapi dibalik itu, ada misi Ibadah, ada misi social yakni berbagi keberkahan sahur.

Ya itulah Sahur, ternyata mempunyai magnit yang luar biasa bagi kehidupan ummat manusia. Dikalangan pers, sahur juga mempunyai daya tarik tersendiri, tak jarang seorang wartawan, ikut menanggung tanggung jawab untuk memburu berita yang berkaitan dengan kebiasaan yang terjadi dikalangan masyarakat dan dianggap punya nilai berita yang tinggi. Bahkan di Kompasiana, menyediakan kolom husus yang disebut “Ngeblog Sambil Sahur”, dan ternyata peminatnya sangat banyak dari orang orang yang akan melaksanakan Sahur.

Ya itulah Sahur, sebuah kata yang berasal dari Bahasa Arab, meski tulisan aslinya adalah Sahur, tapi bila diucapkan terdengar menjadi “Saur”. Namun dibalik itu, ternyata dari kata ini, banyak orang kemudian membuat lelucon yang tujuannya memang sekedar untuk ikut bergembira dengan adanya Saur.

Untuk yang terahir ini, boleh saya sebut dua contoh.

Pertama, ada yang membuat meme dengan ucapan saur dikaitkan dengan THR yang dipelesetkan seperti “Bapak Bapak, Ibu Ibu, Sa mniko THR sampun cair, monggo enggal enggal NyauuuuuuuuuuuR ( Bapak Bapak, Ibu ibu, sekarang THR sudah cair, mari segera Bapak Bapak, Ibu ibu bayar hutang)”

Kedua, waktu saya masih kuliah dulu, ada lelucon yang bisa jadi lucu, ketika orang rebut rebut soal saur, ternyata ada orang yang kerjanya membuat berita tentang saur, tetapi seumur umur ia tak pernah saur, bukan karena ia ogah saur, tetapi karena ia memang tak mungkin akan melakukan saur walaupun nama dalam KTP diawali dengan kata saur, jadi orang itu tak pernah saur, tapi tetap saur karena namanya Saur……..(maaf tidak saya sebut nama lengkap, takut  di tembak pasal kebencian, walaupun tidak ada niat).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun