Ngabuburit, hanya muncul pada saat bulan Ramadhon, menunggu waktu buka puasa, orang yang berpuasa biasanya melakukan aktifitas tertentu, ada yang iktikaf di Mesjid, baca Qur’an bahkan ada juga yang jalan jalan atau berburu makanan untuk buka puasa, di Cilegon-Banten Ngabuburit namanya “Nyenyore”.
“Nyenyore” lazimnya dilakukan ba’da sholat Asar atau 1 Jam sebelum waktu Maghrib tiba. Namun tidak bagi gerombolan yang ngurusi Partai Golkar Cilegon-Banten yakni H.Rahmat, Sutisna Abas, Arik Sarikam dan saya, Nenyorenya tak tanggung tanggung kurang lebih 5 Jam.
Dengan materi seperti itu, maka mau tak mau harus melakukan perjalan panjang menyusuri jalan terluar di Banten yang menghubungkan Cilegon, Anyer, Carita, Labuan, Menes, Mandalawangi, Pandeglang,Serang Cilegon.
Diawali dengan sembahyang Dhuhur di Masjid Agung Cilegon, rencananya selesai sholat langsung cabut, namun ternyata usai sholat, ada kultum terlebih dahulu, kebetulan penceramahnya Ustadz muda yang kondang di Cilegon yakni Agus Rahmat SH, gerombolan terlebih dahulu mendengar tausiah yang isinya agak lumayan juga untuk lebih memantapkan perjuangan menahan lapar dan dahaga sesuai perintah sang Holik.
Satu jam menyusuri jalur Anyer, tiba di lokasi sasaran pertama, memilih ikan segar di muara Pesauran, tepatnya di sebelah kanan jembatan sungai Pesauran, disini merupakan pangkalan para nelayan setempat menjual hasil tangkapan. Meski tidak langsung membeli dari nelayan, para pedagang sudah siap menyambut, Ikan ikan segar ditempatkan di paso raksasa, tinggal pilih. Gerombolan ahirnya memilih ikan Gerepuh (kue), Kakap Merah, gembung yang sudah di gerantul pakai tali dari irisan bambu.