Siapapun orang yang datang atau mengunjungi Bengkulu, jika punya jiwa Nasionalisme, maka dia akan memakai “Jasmerah” alias “jangan sekali kali melupakan Sejarah”.
Ya, itulah kata kata bijak jika kita mengaku sebagai orang Indonesia yang tidak mau melupakan para pejuang dan pahlawan bangsa yang berjasa dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang sekarang kita kenal dengan NKRI.
Di Bengkulu, banyak sekali tempat tempat bersejarah atau peninggalan sejarah yang patut diketahui oleh generasi sekarangbaik peninggalan zaman Kolonialisme Inggeris maupun Belanda, salah satunya adalah tempat tinggal (rumah) Ir.Soekarno saat diasingkan oleh Belanda.
Ir. Soekarno diasingkan di Bengkulu setelah sebelumnya diasingkan di Ende (1934-1938) karena aktifitasnya yang dianggap membahayakan kepentingan Belanda, Ir. Soekarno tak henti hentinya menggelorakansemangat nasionalisme Indonesia untuk menuju Kemerdekaan
Ia dikirim ke Bengkulu setelah Moch.Thamrin melayangkan protes kepada pemerintah Belanda di Volksraad saat mengetahui Ir.Soekarno mengalami sakit keras di pengasinganya di Endeh. Protes Thamrin ini sampai juga ke Den Haag hingga ahirnya Ir.Soekarno dibawa ke Bengkulu melalui Pelabuhan Merak menggunakan kapal Dagang.
"Ketikaberita mengenai keadaanku yang sedang sakit keras sampai di Jakarta, Thamrin mengajukan protes di Volksraad,", begitu pengakuan Ir. Soekarno sepert iyang ada dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Ir.Soekarno kemudian ditempatkan di sebuah rumah yang terletak di jalan AnggutAtas (kini Jalan Soekarno Hatta) dari tahun 1938 hingga 1942. Rumah tersebut hingga kini masih terpelihara dengan baik setelah direnovasi dan ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah Pusat.
Memasuki rumah Peninggalan Ir.Soekarno, akan tumbuh perasaan menerawang ke belakang seolah ingin mengatakan alangkah besarnya pengorbanan para pejuang kita dalam memperjuangkan Indonesia Merdeka.
Dengan hanya membayar Rp.5000,- dan boleh mencatatkan nama dan asal, kita bisame masuki rumah yang nampak berwibawa. Di teras rumah sudah ada penjaga yang siap untuk memberikan penjelasan (jika kita minta).
Di rumahini, kita akan menemui beberapa ruangan yang dulu dipergunakan olehIr.Soekarno. Ruang Kerja Soekarno ada disebelah kanan, dikamar ini terdapat lemari yang isinya buku buku peninggalan Soekarno, ada juga gambar rancangan arsitektur rumah karya Ir Soekarno.
![Koleksi Buku Ir.Soekarno](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/buku-soekarno-5929cea9537b612e68b8c819.jpg?t=o&v=770)
![Tempat Tidur, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/ranjang-tidur-5929ceef8e7e61391414ba46.jpg?t=o&v=770)
![Sepeda yang digunakan Ir.Soekarno, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/sepeda-soekarno-5929cf3bb793735d0d6bde42.jpg?t=o&v=770)
Rumah ini bukan hanya punyai nilai sejarah bagi bangsa Indonesia yang memakai Jasmerah, tetapi punya arti penting bagi kehidupan rumah tangga Ir.Soekarno. Dirumah ini Ir. Soekarno banyak mengenal Islam melalui tokoh Agama Bengkulu yang bernama Hasan Din. Di rumah ini pula, Ir.Soekarno menemukan cinta meskipun saat itu Ir.Soekarno berada di rumah ini bersama istrinya Inggit Garnasih. Namun karena seringnya Ir.Soekarno bertemu dengan gadis Bengkulu yang bernamaFatmawati tersebab pertemuan antara Ir.Soekarno dengan Hasan Din yang taka lain adalah orang tua Fatmawati, buih Cinta itupun kian membara.
![Surat Cinta untuk Fatmawati](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/surat-cinta-soekarno-5929cfdf8e7e61751f14ba46.jpg?t=o&v=770)
"Setiaporang memiliki anak. Setiap orang, kecuali Soekarno. Inggit tidak mampu memberiku anak, sehingga sebagian dari diriku dan sebagian dari hidupku terasa hampa", demikian keluhan Ir.Soekarno dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Ahirnya,Rumah ini menjadi saksi sejarah, bukan hanya sebagai saksi tentang kisah Ir.Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan,tetapi juga saksi sejarah tentang keretakan rumah tangga Ir.Soekarno dengan Inggit Garnasih, sekaligus bersemainya cinta kasih Ir,Soekarno dengan Fatmawati yang berlanjut ke jenjang perkawinannya pada tahun 1943 setelah menceraikan Inggit kemudian melahirkan lima orang anak sebagaimana yang didambakan Ir.Soekarno yakni Guntur Soekarnoputra,Megawati Soekarnoputri,Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soerkarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.
Foto foto lain.
![Dapur dan kamar pembantu, dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/dapur-5929cf7b1eafbdd72226eb8f.jpg?t=o&v=770)
![sumur-5929cfa3f19673086d163af3.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/sumur-5929cfa3f19673086d163af3.jpg?t=o&v=770)
![kursi-tamu-soekarno-5929d0188e7e61b00e14ba46.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/05/28/kursi-tamu-soekarno-5929d0188e7e61b00e14ba46.jpg?t=o&v=770)