Entah saya lupa tanggalnya, tapi seperti kalimat yang sipakai Jaksa untuk sebuah dakwaan, setidak tidak ya di bulan Desember ini, saya mendapat pesan melalui in box dari bos Kutu Buku dan Kompasianer Thamrin Sonata yang isinya mengundang saya untuk bicara dalam acara ngoplah di kompasiana membedah buku barunya pak Thamrin Dahlan “Bukan Hoax” sekaligus juga bicara buku saya “Catatan dari Cilegon” yang diterbitkan Peniti Media. Tentu saja saya langsung katakan siap.
Acara Ngoplah ini saya anggap penting karena kata Pak TS, akan membedah buku saya, tentu saya sangat gembira walaupun Buku saya itu sudah di Bedah di DPRD Cilegon yang dihadiri oleh Walikota Cilegon, Ketua DPRD Cilegon, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tirtayasa Banten dan tidak kurang dari 250 orang yang hadir saat itu.
Yang paling antusias saya harus ikut ngoplah ini adalah kesadaran bahwa saya ini orang kampung, orang udik, tentu saja di undang ke Jakarta senangnya bukan kepalang, he he he.
Namun apa mau dikata, mendadak saya ditugaskan untuk berangkat ke Banjarmasin Kalimantan Selatan dalam kaitannya dengan pembuatan Perda Keolahragaan di Provinsi Banten yang tentu saja tidak bisa saya tolak. Agar tidak mengecewakan yang punya ‘’hajat’’, saya kabarkan bahwa saya minta maaf tidak bisa hadir dalam acara ngoplah. Utung yang punya gawe bisa memaklumi,’’laksanakan, karena itu tugas kenegaraan”, begitu kata pak TS.
Saya menyebutkan mendapatkan penghasilan karena memang bukan mendapat keuntungan. Bingung kan?. Nah ini yang ingin saya ceritakan di acara ngoplah, bagaimana caranya menerbitkan sebuah buku oleh sebuah penerbit yang meski saya tidak mengeluarkan modal, tapi penerbit mau menerbitkan buku kita. Setelah buku ini terbit, sayapun tidak menjualnya, tapi saya bagikan secara gratis untuk masyarakat sebagai sumbangsih pemikiran sesuai dengan apa yang saya tulis dalam buku tersebut. Namun demikian, dari penerbitan buku itu saya tetap mendapatkan penghasilan, bahkan bisa melebihi pendapatan dari penjualan buku.
Ya seharusnya saya ada di acara Ngoplah di Markas Kompasiana Palmerah tanggal 23/12 kemaren itu, meski saya saat itu ada diatas montor mabur Garuda melintas diatas cakrawala, saya tetap membayangkan keseruan acara ngoplah. Malam hari saya coba coba cari dokumen melalui efbe,,, ya kelihatan sangat seru, itu yang saya tangkap dari foto foto yang dikirim Pak TS dan mba Arum Seto, tapi ya mudah mudahan lain waktu saya bisa Ngoplah bareng. Selamat untuk Pak Thamrin Dahlan dan semua yang terlibat dalam acara Ngoplah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H