Bagian Pertama Lihat di sini.
Perjuangan Ratiah menyelesaikan 8 race dari 12 race yang dipertandingkan pada hari pertama dan kedua, cukup menggembirakan, setidaknya Ratiah masih memimpin di peringkat pertama  menggeser atelit DKI yang pada hari pertama bertengger di urutan pertama, sementara ratiah berada pada posisi ketiga.
Di hari ketiga, Ratiah terus  berjuang untuk mengamankan posisi, namun pihak lawanpun berjibaku untuk menyaingi Ratiah, kali ini nasib baik jatuh ke DKI, Ratiah tergeser lagi keposisi kedua.
Hari keempat, atau babak ahir yang merupakan babak penentuan untuk menentukan siapa yang akan muncul sebagai juara, Ketua Koni Banten, Hj. Rumiah Kartorejo langsung menyaksikan perjuangan Ratiah dan atelit Banten lainnya berjibaku di tengah debur ombak pantai Balongan Indramayu. Bahkan  untuk memberikan semangat, Hj.Rumiah lkut memonitor langsung di laut dengan menaiki motor boat yang disediakan panitia husus untuk tamu VIP. Selain rombongan dari KONI Banten yang terdiri dari Ibu Ketua Hj, Rumiah, saya dan Pak Yanto, ada juga rombongan dari KONI Provinsi KEPRI yang ikut memantau, termasuk Pengurus Pusat Porlasi yakni Pak Asep yang kebetulan sebagai Ketua Porlasi Banten.
‘’Hanya tamu VIP yang bisa mendekat area pertadingan’’, kata Pak Asep menjelaskan kepada rombongan.
Dari atas motor boat, Ketua KONI Banten H, Rumiah, saya dan Pak Yanto terus memberikan dorongan dengan melambai-lambaikan tangan kearah atelit Banten sebelum pertandingan dimulai.
Saya melihat langsung bagaimana  Mantan Kapolda Banten ini, tak henti hentinya berdo’a  saat semua atelit  layar bertanding. Sementara di arena pertandingan terlihat dengan jelas, bagaimana Ratiah berjuang mengendalikan layar, melesat kedepan ditempel oleh atelit DKI dan lainnya, namun nampaknya Ratiah, untuk race yang terahir ini sepertinya bisa mengungguli atelit lainnya, kamipun berdo’a semoga Ratiah bisa menambah pundi emas bagi kontinen Banten.
Kira kira pukul 14.00 siang, seluruh pertandingan usai.  Motor boat yang kami tumpangi perlahan bergerak menuju pantai, namun masih ditengah laut, tiba tiba air memasuki gladak, Nakhoda seketika memerintahkan agar yang duduk diburitan pindah kedepan.  Para penumpang sedikit panik, apalagi setelah satu mesin motor dari dua mesin  yang ada kemudian mati. Nakhoda dengan cepat mengambil langkah untuk memangil Tim Rescue melalui pesawat yang tersedia dan memberitahukan bahwa motor boat rombongan tamu VIP perlu pertolongan.
Tidak jauh dari tempat kami mendarat, kami melihat  di bibir pantai, Ratiah sedang digotong ramai ramai oleh teman temannya diatas selancar layar sebagai ungkapan kegembiraan sekaligus meyakinkan bahwa Ratiah berhasil menggondol emas. Kamipun bergegas menghampiri dan mengucapkan selamat kepada Ratiah yang berhasil menambah emas dan juga kepada atelit lainnya  karena dari layar ini berhasil menyumbangkan 1 medali  emas, 2 perak dan dua perunggu.
‘’Ini ibu kasih kejutan,sebagai tanda termakasih dan ucapan selamat, kalau bonus nanti kalau kita sudah pulang ‘’, katanya.
Air mata Ratiah tak terbendung, semua perasaan bercampur aduk, gembira, bangga, puas dan bersyukur atas semua yan dicapai, Ratiah menerima amplop yang isinya uang Rp.10.000.000,-  itu dengan terisak isak  sambil merangkul Hj.Rumiah. Mungkin dalam hatinya ia sedang mengabarkan kepada anaknya yang ia tinggalkan bersama suami tercinta dirumah bahwa ''mama menang nak'' dan kemudian dikerubuti oleh semua atelit layar Banten, Selamat untuk Ratiah dan atelit layar lainnya, kalian is the best for Banten Cemerlang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H