Proses pedaftaran Calon Gubernur Banten melalui jalur partai politik tiggal menunggu hari. Beberapa partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Banten sudah mulai ancang-ancang dan memasang kuda kuda, bahkan sudah ada yang sepakat utuk berkoalisi dalam pegusungan pasangan Calon.
Diantara partai politik yang sudah sepakat berkoalisi sebagaimana yang beredar di media massa adalah Partai Demokrat, Golkar, PKS, PAN dan Hanura,. Kelima partai ini berada  dalam barisan koalisi Wahidin Halim- Andika Hazrumi –Selanjutnya WH-AA – , keduanya di tandemkan sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur  dalam kontestasi Pilgub Banten 2017 mendatang.
Dua partai politik yakni Demokrat dan Golkar  merupakan kekuatan utama WH-AA, Demokrat merupakan rumah Wahidin Halim, sementara Golkar adalah tempat berteduhnya Andika Hazrumi.  Jika infrastruktur politik dua partai ini berjalan dengan baik, maka tak ayal menjadi sebuah kekuatan politik yang amat nyata, siapapun kompetitornya akan berjibaku mengatur strategi ‘’political marketing’’.
Harus diingat, bahwa Gokar –lepas dari stigma yang ada saat ini – merupakan partai yang banyak makan asam garam dalam kontestasi politik baik lokal maupun nasional. Saat ini, Golkar termasuk pemenang Pemilihan legislative  bersama dengan PDIP dalam mendudukkan anggotanya di DPRD Banten, yakni 15 kursi. Kekuatan Golkar di masing masing Kabupaten/Kota se Bantenpun akan tetap solid dalam mengamalkan fatsoen partai. Â
Demikian halnya dengan Demokrat, meski partai ini hanya menyumbangkan 8 kursi di DPRD Banten, Demokrat masih punya daya magnit yang bisa menarik simpati rakyat, magnit itu adalah sosok SBY. Jika SBY ikut terjun langsung ke masyarakat, baik melalui kampanye atau kegiatan lainnya dalam memasarkan kadernya, saya yakin sebagian rakyat akan bersimpati.
Apalagi dengan begabungnya PKS, HANURA dan PAN kedalam barisan koalisi, telah menambah panjang rangkain gerbong yang akan ditarik WH-AA. Â PKS yang juga telah mendudukkan kadernya di DPRD Banten sebanyak 8 kursi, diharapkan bisa diandalkan untuk meraih tambahan suara, utamanya dari kader dan simpatisannya. Saya katakan demikian, mengingat partai ini terkenal militan dalam mengamalkan kebijakan partai, apapun yang menjadi kebijakan partai, akan ditaati oleh pengurus/anggota bahkan simpatisannya. Inrastruktur partainyapun bisa dikatakan amat baik di masing masing tingkatan.
Dua kekuatan lain yakni Hanura 6 kursi dan PAN 3 kursi, meski tak sesolid dan sebaik tiga partai diatas, tapi paling tidak menjadi penyemangat dalam kaitannya dengan basis dukungan WH untuk  untuk mendulang perolehan suara.
Namun demikian, dalam kaitan kontek sistem politik saat ini, berapapun jumlah kursi keterwakilan di parlemen, bukanlah ukuran satu satunya untuk mengukur pemenangan. Pemilihan langsung yang saat di jadikan sebagai system Pemilihan baik Pilkada, Pilpres maupun Pemilu Legislatif, telah menempatkan rakyat sebagai penentu suara.
Hal inipun masih tergantung dari sejauh mana menegement partai bisa meyakinkan  akan rumput  agar semua gerbong itu dipenuhi oleh penumpang baik pelanggan tetap  – anggota/simpatisan partai-- maupun penumpang pada umumnya yakni rakyat pada umumnya.
Satu analisis melalui pendekatan infrastruktur partai maupun geo politik  tentang kekuatan Cagub Banten telah dikemukakan oleh  Agus Sutisna dalam tulisannya di harian Kabar Banten Sabtu 27/8  dengan judul ‘’Di atas Kertas Rano Karno Kalah’’. Menurut AS, jejaring kekuasaan ikut berpengaruh terhadap sebaran suara bakal calon. AS dengan gamblang telah memetakan ini dan telah mengunggulkan WH-AA di hampir seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Banten.
Alasan yang dikemukakan AS antara lain bahwa  di Lebak ada Iti Jayabaya dan ayahnya Mulyadi Jayabaya,  di Tangsel ada Airin Diani, di Kabupaten Serang ada Tatu Chasanah, di Kota Tangerang ada Arief R., di Pandeglang ada Tanto W, wakil Bupati, di Cilegon ada Iman Ariyadi Walikota Cilegon, di Kabupaten Tangerang ada Zaki Iskandar dan di Kota Serang ada Tb.Haerul Jaman yang akan all out bela Andika dengan catatan Jaman tidak ikut dalam kontestasi Pilgub.