Namun setidaknya kisi-kisi atau criteria calon pimpinan daerah yang dirumuskan bersama dalam KRB bisa dijadikan acuan partai politik —atau siapapun — dalam proses rekruitmen maupun menentukan calon pemimpin yang paling baik menurut pandangan rakyat pasca berahirnya masa jabatan Rano Karno.
Kita menyadari bahwa saat ini Banten merupakan salah satu daerah yang berada dalam satu titik nadir pasca ambruknya kekuasaan Ratu Atut lantaran diterpa berbagai masalah. Rano Karno sebagai Gubernur pengganti atau Gubernur yang meneruskan kepemimpinan Atut, tak ubahnya seperti Penguasa yang mencoba merenovasi dan merekonstruksi bangunan yang sudah ambruk itu, tentunya tidak semudah mendirikan bangunan yang baru, sebab dalam dalam merenovasi dan merekonstruksi bangunan yang sudah ambruk itu, harus mencari tahu apa dan mengapa bangunan itu bisa ambruk. Maka dari itu, hingga ahir masa jabatannya, Rano Karno belum bisa maksimal atau bahkan bisa jadi belum bisa menemukan cara mengatasi penyebab ambruknya bangunan itu.
Disamping itu, Banten juga merupakan daerah yang heterogin, segmentasi penduduk bisa dilihat baik dari aspek ekonomi maupun cultural. Dari aspek ekonomi, kegiatan ekonomi penduduk Banten terdiri dari berbagai mata pencaharian. Sedangkan dari aspek cultural, penduduk Banten terdiri dari berbagai etnis dan budaya yang berbeda. Fragmentasi seperti itu juga akan berpengaruh pada budaya politik local. Oleh karenanya, calon pemimpin Banten ke depan harus memahami sosio-cultural dan politik agar rakyat terintegrasi kedalam satu pemahaman bahwa kita semua berkumpul dalam satu komunitas yang disebut “wong Banten”.
Barangkali itulah salah satu perlunya “KRB” di laksanakan. Diharapkan dari KRB ini akan muncul pemikiran-pemikiran untuk melahirkan calon pemimpin yang dalam dirinya tercermin kearifan local dan mampu mengintegrasikan semua segmentasi kedalam visi dan misinya dalam membangun Banten ke depan demi terciptanya masyarakat Banten yang bersatu, makmur dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H