Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ahok, Reklamasi dan Kutukan Orang Banten

15 April 2016   23:29 Diperbarui: 16 April 2016   16:04 4751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diantara LSM dan Organisasi yang gigih menolak dan menyuarakan penolakan eksploitasi pasir laut di perairan Banten ini adalah Forum Solidaritas Pemuda Lontar (FORTAS PELOR) – Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN) Kabupaten Serang - Wahana Hijau Fortuna   (WHFN) – Front Aksi Mahasiswa (FAM) BANTEN - Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti Kekerasan (KOMPAK) dan – WALHI – LS ADI – JATAM – LBH JAKARTA – KIARA – AGRA.

Mereka ini tak pernah surut meneriakkan penolakan meskipun ada legalisasi perijinan dari pihak Kabupaten Serang sejak tahun 2010 lalu yang dikeluarkan oleh Bupati –saat itu—Taufik Nuriman yang kini sedang giat menggalang kekuatan untuk nyalon Gubernur Banten pada Pilkada Serentak 2017 mendatang.

Meski kini kewenangan itu sudah beralih ke Provinsi, pengerukan pasir laut kian menjadi-jadi, pihak Provinsi Banten nampaknya juga ikut andil dalam proses pengerukan pasir laut ini, Provinsi Banten seolah olah telah melakukan pembiaran terhadap aktivitas pengerukan pasir laut di perairan teluk Banten, dalihnya karena memang sudah ada izin.

Masih untung ada satuan teritorial yang menjaga kedaulatan laut, ketika kapal pengeruk itu melebarkan wilayah operasinya ke perairan selat sunda yang masih masuk yuridiksi Kabupaten Serang tepatnya di wilayah perairan Anyer, Kapal Queen of Netherland, ditangkap Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Banten.

Dampak dari pengerukan pasir tersebut, mungkin tidak tampak dalam waktu sekarang ini, namun yang pasti, adanya pengerukan itu akan merusak biota laut yang ada di dasar laut, bisa jadi juga akan merusak terumbu karang yang lambat laut akan tergerus termasuk juga daratannya.

Beberapa waktu lalu, terjadi fenomena alam di bibir pantai Karang Antu Banten, yakni terjadinya surut air laut yang cukup jauh, masyarakat menduga bahwa ini adalah dampak dari pengerukan pasir di Lontar dan Pontang. Namun masyarakat juga tidak bisa memastikan, masyarakat minta agar ini diadakan penelitian, siapa tau semua fenomena surutnya air laut itu akibat dari pengerukan pasir.

Jadi, dengan adanya reklamasi teluk Jakarta, ada dua hal yang kontras, Teluk Jakarta diurug dan menambah daratan, sementara Teluk Banten di keruk yang lambat laun kemungkinan terjadi penyusutan daratan di Wilayah Banten.

Nah kalau nanti begini kejadiannya, maka kemungkinan juga masyarakat Banten akan mengutuk terhadap kebijakan Reklamasi Teluk Jakarta, siapapaun Gubernurnya, apakah Ahok atau yg lain, termasuk siapapun yang terlibat dalam aktivitas pengerukan pasir laut di perairan Banten, salah satu orang yang akan mengutuk itu adalah saya, catat itu…..

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun