Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kucing Garong Ingin Jadi Penguasa

14 Februari 2016   22:16 Diperbarui: 15 Februari 2016   15:32 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Illustrasi, gambar dok. pixabay."][/caption]

Belakangan ini, di sekitar Gunung Pinang, yakni Wilayah husus yang menjadi ibukota Kerajaan Rimba Raya, sedang diramaikan oleh gonjang ganjing pelaksanaan Pemilihan Penguasa nomor satu, sebab penguasa yang sekarang, yakni Macan Tutul, tahun depan habis masa jabatannya.

Adalah Kucing Garong, biasa disebut si raja kucing yang sukanya mengeong,  dengan bangganya mengikrarkan diri akan ikut Pemilihan penguasa wilayah husus Gunung Pinang, Menurut pengakuannya sih, Kucing Garong di dukung oleh Perkumpulan Kesatuan Binatang.

Pekumpulan ini terkenal dengan anggotanya dari latar belakang golongan unggas, Perkumpulan ini juga juga punya perwakilannya di Dewan Perwakilan Binatang Rimba Raya, bahkan punya Menteri di Kerajaan Rimba Raya.

Kucing Garong bukan satu satunya satwa yang berkeinginan untuk menjadi penguasa di wilayah husus gunung pinang, ada si cerdik Kancil, si Kelinci yang pandai berlari meninggalkan teman,  ada juga Musang yang kadang berbulu domba, bahkan ada juga Kura kura si pemalu  tapi hasratnya tinggi dan akalnya banyak.

Kabar tentang niatan Kucing Garong yang selama ini kerjanya pandai mengeong dan tak peduli dengan urusan politik, bikin geger seantero wilayah Gunung Pinang. Jangankan usuran politik, urusan kepentingan kebinatangan seperti masalah semrawutnya jalan jalan binatang, masalah banjir yang tak pernah berhenti  di Gunung Pinang tak pernah dihiraukan.

‘’la kok bisa ya, Kucing Garong mau jadi penguasa’’, kata biawak  saat ketemu buaya di danau.

‘’Hus, biarkan saja Kucing Garong itu ingin jadi penguasa’’, jawab Buaya sinis.

‘’Bukan apa apa sob’’, timpal biawak.

‘’Sebagai sesama binatang, kita patut kasihan’’, lanjut biawak.

‘’Kasihan bagaimana maksudmu’’, kata buaya setengah bertanya.

‘’Ente inget ngga, dulu waktu rame rame di Kerajaan Rimba kita ini ada Pemilihan Raja, ada temennya Kucing Garong yang dijanjikan oleh Perkumpulan Kesatuan Binatang untuk diusung menjadi calon raja’’, kata biawak nyerocos tanpa titik koma.

‘’Iya,,,, terus’’, tanya buaya.

‘’Ya, terus temennya Kucing Garong hanya gigit jari, lantaran Perkumpulan Kesatuan Binatang berpaling ke lain hati’’. Jawab biawak berdiplomasi.

‘’Saya hawatir, Kucing Garong mengalami nasib yang sama’’, tambah biawak

‘’Ya biarkan saja, itu sudah resiko’’, kata buaya kalem.

‘’Kita kita mah tenang saja disini, apalagi saya, siapapun calon penguasanya, ngga ngaruh, karena saya mah, berdasarkan peraturan  ngga boleh milih’’, lanjut  buaya.

‘’Oh iya ya, saya lupa, ente kan tugasnya mengamankan’’, ujar biawak.

Hebohnya pencalonan Kucing Garong se antero Gunung Pinang, tidak terlepas dari peran burung burung yang  pro aktif terbang kesana kemari   menyebarkan kabar kepada seluruh penghuni Gunung Pinang. Alhasil, semua habitat binatang yang ada di Gunung Pinang, faham betul bahwa  Kucing Garong yang punya gaya rambut berubah-ubah kini sedang kecanduan jabatan.

Ketika burung menanyakan apa latar belakang pencalonannya, Kucing Garong bilang;

‘’Ya saya memang di usung Perkumpulan Kesatuan Binatang untuk Pemilihan penguasa wilayah husus Gunung Pinang’’, kata kucing garong

Sedikit mengernyitkan kening dan mencari jawaban yang tepat, kucing garong melanjutkan;

‘’Saya mencalonkan jadi penguasa, agar nanti penghuni gunung pinang, hususnya kaum unggas, bisa sejahtera’’, sambung kucing garong.

Kucing garong tidak sadar bahwa yang mendengar dan melihat ocehannya bukan hanya habitat unggas, tetapi semua habitat binatang yang ada di seluruh wilayah Gunung Pinang, makanya banyak habitat binatang diluar unggas yang tidak tertarik dengan kucing garong karena merasa kucing garong hanya akan mewakili habitat unggas.

Dasar burung, kerjanya memang mengabarkan apa yang terjadi di wilayah Gunung Pinang, bahkan tak jarang, jika ketemu dengan habitat lain, suka juga ngompori masalah.

Suatu saat, burung melihat Anjing yang sukanya menggonggong, dihampirinya pelan pelan, ditanya soal pencalonan Kucing Garong, Anjing langsung menyalak.

‘’Ah, Kucing Garong itu hanya cari sensasi’’, kata Anjing.

‘’Ngga pantas dia itu nyalon penguasa, la wong sekarang saja masih terkena sanksi  social kok’’, tambah anjing kalem tapi nimpuk.

Burung tambah semangat, pancingannya dimakan anjing. Burung sangat faham psicologi binatang, sebab anjing dan Kucing Garong adalah musuh bebuyutan yang tak pernah akur dalam kehidupan perbinatangan.

‘’sanksi social apa maksudnya’’, pancing burung kemudian.

‘’La itu, waktu anaknya kucing garong, nginjak injak binatang lain yang tak berdosa sampai mati’’, kata anjing.

‘’Jadi, menurut saya, ngga pantas kucing garong jadi penguasa, yang pantas tuh saya’’, kata anjing mengeluarkan jurus congkaknya.

‘’Sebaiknya, kucing garong dukung saya saja, nanti kalo saya terpilih jadi penguasa, kucing garong, saya jadikan assisten’’, lanjut anjing.

Entah terdengar atau tidak ocehan anjing ini, yang jelas kucing garong tidak  menanggapi, mungkin kucing garong lagi jaim karena sedang berupaya menjadi tokoh binatang yang pantas menjadi pemimpin dan tidak mau terpengaruh oleh provokasi apapun seperti yang dilontarkan anjing.

Yang jelas, Kucing Garongpun saat ini sedang giat giatnya bersafari ria menjumpai beberapa habitat binatang dalam rangka mencari dukungan. Semua habitat binatang sedang menunggu bagaimana kelanjutan dari pencalonan kucing garong, apakah didepak atau tidak oleh Perkumpulan Kesatuan Binatang.

Meooooooooooooooooooooooooooooooooooooooong,,,,,,,,,

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun