‘’Ente inget ngga, dulu waktu rame rame di Kerajaan Rimba kita ini ada Pemilihan Raja, ada temennya Kucing Garong yang dijanjikan oleh Perkumpulan Kesatuan Binatang untuk diusung menjadi calon raja’’, kata biawak nyerocos tanpa titik koma.
‘’Iya,,,, terus’’, tanya buaya.
‘’Ya, terus temennya Kucing Garong hanya gigit jari, lantaran Perkumpulan Kesatuan Binatang berpaling ke lain hati’’. Jawab biawak berdiplomasi.
‘’Saya hawatir, Kucing Garong mengalami nasib yang sama’’, tambah biawak
‘’Ya biarkan saja, itu sudah resiko’’, kata buaya kalem.
‘’Kita kita mah tenang saja disini, apalagi saya, siapapun calon penguasanya, ngga ngaruh, karena saya mah, berdasarkan peraturan  ngga boleh milih’’, lanjut  buaya.
‘’Oh iya ya, saya lupa, ente kan tugasnya mengamankan’’, ujar biawak.
Hebohnya pencalonan Kucing Garong se antero Gunung Pinang, tidak terlepas dari peran burung burung yang  pro aktif terbang kesana kemari  menyebarkan kabar kepada seluruh penghuni Gunung Pinang. Alhasil, semua habitat binatang yang ada di Gunung Pinang, faham betul bahwa Kucing Garong yang punya gaya rambut berubah-ubah kini sedang kecanduan jabatan.
Ketika burung menanyakan apa latar belakang pencalonannya, Kucing Garong bilang;
‘’Ya saya memang di usung Perkumpulan Kesatuan Binatang untuk Pemilihan penguasa wilayah husus Gunung Pinang’’, kata kucing garong
Sedikit mengernyitkan kening dan mencari jawaban yang tepat, kucing garong melanjutkan;