[caption caption="Gambar Karya Naya, dok Pribadi"][/caption]Beberapa waktu belakangan ini, saya melihat anak saya, Naya  ada perubahan orientasi pemikiran. Saya melihat dunianya yakni dunia belajar dan bermain cenderung berubah.
Disamping belajar mata pelajaran yang diajarkan disekolah, Naya biasa rajin corat coret membuat cerita pengalaman waktu disekolah atau memainkan imaginasinya membuat karangan yang bisa dikatagorikan sebagai cerita fiksi, kadang lenggak lenggok bak pragawati memakai hijab kreasinya sendiri.
[caption caption="Ananda Naya, memakai hijab kreasinya"]
Tentu saja saya sebagai orang tua, terus mendampingi agar proses pembentukan pola pikirnya tidak salah arah.
Bagi saya, anak adalah  penyejuk mata pelipur lara, anak juga sebagai hiasan duniawi sebagaimana diajarkan oleh konsep agama. Untuk merelisasikan dua hal itu, tentu harus melalui proses yang panjang dimulai dari bagaimana membimbing  ‘’dunianya’’ sesuai dengan pengharapan dan angan angan seorang anak .
Salah memberikan bimbingan dalam dunia anak itu, bisa jadi anak bukan lagi sebagai penyejuk  mata pelipur lara, apalagi menjadi hiasan kehidupan duniawi, yang terjadi malah anak akan menjadi sumber fitnah.
Pengharapan dan angan angan adalah salah satu bagian dari proses pembelajaran seorang anak, pada tahap tertentu, kadang berubah sesuai dengan situasi lingkungan.Â
Demikian halnya dengan Naya, si kecil yang masih duduk IV SD ini, saya perhatikan sedang terjadi perubahan orientasi dalam mengejewantahkan angan angannya, Naya  kini malah senang menggambar dibanding menuliskan cerita pengalaman sebagaimana ia lakukan sebelumnya.
Inilah komik karya Naya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H